Skip to main content

Facebook(ku) Semakin Sepi


Belakangan saya melihat sepertinya jaring sosial dinternet semakin sepi. Misalnya fb, gak tau juga apakah cuma fb saya saja yang semakin sepi, karena beberapa teman juga mengatakan hal yang sama. Pernah juga saya ketemu artikel tentang fb di India, dikatakan bahwa pemuda-pemuda disana muali meninggalkan fb karena mereka mulai stress dan seperti kehilangan hubungan dengan dunia nyatanya.

Kalau menurut saya pribadi, memang banyak pengguna fb sudah sampai pada titik jenuh dan seperti kehilangan tujuan dalam penggunaan fb. Kenapa demikian? Begitulah kalau menggunakannya hanya untuk curhat hal-hal pribadi yang tidak layak untuk umum, berdoa di fb seolah-olah Tuhan punya akun di fb, komentar sana sini dengan tidak sopan, berdebat panjang lebar tanpa arah dan solusi dan pada akhirnya hanya buang waktu.
Lalu bagaimana kita menggunakan fb dengan baik?

Cukup banyak contoh yang bisa kita lihat terkait orang-orang yang bisa menggunakan fb secara efektif dan dapat bermanfaat bagi banyak orang. Pak Mario Teguh yang super sekali misalnya, beliau menggunakan akun fb-nya untuk menulis berbagai kata-kata hikmahnya di wall statusnya. Dengan demikian penggemarnya dapat membaca nasihatnya di fb dan tidak hanya menunggu pada hari minggu malam.

Mas Darwis Tereliye adalah contoh selanjutnya, dia menulis kisah-kisah inspiratifnya yang panjang di wall statusnya sehingga penggemarnya dapat membaca sehingga tidak terbatas pada buku-buku yang telah banyak diterbitkannya. Walaupun belakangan ada yang berpendapat sekarang beliau agak "garang" di wall statusnya, tapi menurut saya itu haknya, dan hak penggemarnya juga untuk mengomentari karena beliau menuliskannya untuk umum.
Teman saya sendiri ada juga yang hanya menggunakannya untuk menulis ajakan-ajakan untuk berbuat kebaikan, mengutip ayat dari kitab suci juga tidak masalah menurut saya, berbeda dengan berdoa. Kalau berdoa ya masing-masing aja.

Bagi saya sendiri, manfaat fb cukup penting dalam kehidupan sehari-hari, dan yang paling penting adalah menjaga silaturahmi dengan teman dan keluarga yang jauh. Saya sendiri sedang kuliah di jawa dan meninggalkan sementara keluarga di Kalimantan, dengan fb saya tetap berkomunikasi dengan keluarga dan teman-teman di kalimantan. Selain itu saya juga membuat grup-grup yang bisa membantu saya untuk mengajak teman-teman melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi lingkungan. Paling tidak kita bisa mengumpulkan orang-orangnya dulu, baru kemudian akan terlihat siapa yang bisa kita ajak untuk bekerja-sama.
Akhirnya, semua kembali ke pribadi kita masing-masing bagaimana memanfaatkan fb untuk kebaikan kira sendiri dan orang lain dan tidak hanya membuang waktu.

Ini hanya tulisan iseng, kalau bermanfaat Alhamdulillah, kalau tidak jangan di seriusi.

Sumber gambar: securityledger.com

Comments

Popular posts from this blog

Tips Submit Artikel di Vivalog agar di Approve

Sudah bebeberapa artikel saya submit di vivalog , sudah beberapa kali malah, tapi tidak satu pun yang masuk dan di publish di sana. Rasanya agak frustasi juga (yang ringan saja), karena agak bertanya-tanya apa yang salah dari artikel saya. Saya pun mencari-cari apa yang salah dengan artikel yang saya submit di beberapa blog melalui google. Akhirnya karena tidak juga menemukan jawaban yang memuaskan saya melepas i-frame dari vivalog karena merasa ada ketidakadilan. Sementara saya memasang frame di blog saya, vivalog tidak menerima satupun artikel yang saya submit. Kemarin, saya mencoba kembali submit artikel di vivalog , Alhamdulillah, saya sangat bersyukur ternyata kali kemarin artikel saya bisa di approve dan di publish di vivalog. Bahkan langsung menjadi salah satu artikel populer, dan seperti penjelasan di banyak blog lainnya, visitor saya langsung meroket hingga sepuluh kali lipat. Rasanya jadi terbayar sekali saya membuat atau menyadur artikel di blog saya . Saya kemu...

Serakalan - Budaya Masyarakat Melayu Sambas

Bagi masyarakat Sambas, Serakalan adalah kata yang sangat familiar. Serakalan adalah salah satu bagian dari kebudayaan masyarakat Sambas, namun juga dikenal oleh beberapa masyarakat Islam lain di Indonesia. Kebudayaan ini masuk bersamaan dengan kedatangan Islam ke Indonesia. Beberapa waktu yang lalu dalam kunjungan saya ke Sambas sempat mengikuti acara Serakalan yang dilakukan di rumah salah satu keluarga jauh. Berada di tengah-tengah acara Serakalan tersebut benar-benar pengalaman baru bagi saya. Bersyukur juga budaya melayu ini masih dipertahankan masyarakat Sambas. Pada awalnya Serakalan merupakan wujud ekspresi ta’dzim yang berhubungan dengan peristiwa kedatangan Rasulullah hijrah di Madinah. Serakalan berisi syair-syair Pujian kepada Allah dan Rasul-Nya. Dalam istilah lain, ritual ini dapat pula disebut dengan Marhabanan atau “debaan” (Maulid Ad-Diba’iy). Pembaca Serekalan - Sambas Serakalan telah berkembang dikalangan masyarakat Sambas dan dikemas sedemikian rupa sehingga...

Pantaskah Aku disebut Sebagai Seorang Blogger?

Beberapa hari yang lalu saya menemukan satu bacaan yang menarik di Kompasiana, tentang dunia perbloggeran yang agak menggelitik dan bikin gelisah (geli-geli bas... ah sudahlah). Pernyataannya adalah sebagai berikut: Begitu mudah kita menempelkan suatu profesi hanya karena melakukan satu dua pekerjaan saja. Menyebut diri blogger hanya karena punya blog (padahal tidak update juga), bla bla bla.... Pernyataan diatas bisa dilihat dalam kolom Dari Redaksi yang ditulis oleh Pemred Femina. Bagaimana menurut rekan-rekan? Adakah perasaan tergelitik... atau tersinggung? Tapi tunggu dulu, pernyataan sang Pemred tersebut masih ada kelanjutannya, berikut potongan lainnya... “Mungkin ini urusan pribadi, namun di ranah profesional hal ini sulit dibenarkan. Penghargaan terhadap mereka yang betul-betul berprofesi itu menjadi terabaikan. Apalagi ketika mereka kalah ‘pamor’ dengan para wannabe ini yang populer di ranah maya”. Gimana? Ada yang tersenggol? Pernyataan di atas saya ketahui dari blog K...