Skip to main content

Camping Membuang Jenuh


Adakalanya pada suatu saat kita merasa begitu bosan dengan keseharian kita yang berulang. Pada saat-saat seperti ini kita biasanya akan mencari cara untuk menghilangkan kebosanan ini, masing-masing orang punya cara-cara sendiri. Yang pasti, dari cara-cara tersebut saya yakin setiap orang berusaha untuk mencari suasana yang berbeda dengan kesehariannya. Dan anda pun pasti punya cara sendiri.

Kalau saya sendiri, pilihan saya adalah outdoor. Saya senang mencari tempat yang agak terpencil, dan tidur beratap tenda atau bivak di bawah langit malam. Ada perasaan yang unik saat saya berada di luar ruangan seperti itu, serasa seperti asing dan jauh. Walaupun sebenarnya jarak dari keramaian kota hanya beberapa kilometer.

Kenapa tempat yang dekat bisa menjadi jauh? Hal ini dapat disebabkan oleh akses. Misalnya anda melihat sebuah rumah besar dan mewah dengan halamannya yang lebar 2o meter, tapi 20 meter itu akan terasa jauh sekali karena halaman itu dipagari dengan dinding setinggi 3 meter. Begitulah saat saya camping di tempat yang tidak jauh dari kampus saya sewaktu masih mahasiswa di Pontianak, namun harus diakses dengan berjalan kaki di jalan aspal sejauh 2 km dan disambung dengan 2 km jalan tanah gambut yang seringkali becek. Jarak 2 Km pertama jalan aspal itu bisa dilalui dengan kendaraan bermotor.

seiring dengan pembangunan kota Pontianak, tempat saya biasa camping itu telah bersih dan sekarang mungkin sudah menjadi perumahan. Tidak ada lagi tempat untuk camping jadi-jadian lagi. Lagi pula, entah kapan saya akan sempat camping bersama teman-teman seperjuangan saya. Menikmati secangkir kopi bersama sahabat, dibawah langit malam, diterangi nyala dari dari kayu bakar. Semoga masih ada kesempatan-kesempatan selanjutnya.

Baca juga:
4 Hal Menyenangkan dari Camping

Comments

  1. perkembangan zaman sekarang nampaknya agak susah cari lokasi yang enak buat camping ya, tapi camping tuh pastinya seru, menyatu dengan alam,,, #SalamKenal

    ReplyDelete
    Replies
    1. bener bro, manusia makin banyak, lahan ndak nambah, dulu saye lumayan sering camping di gunung besar singkawang, tapi sekarang dah jadi kebun binatang n rindu alam... apa mau dikata... salam kenal juga bro...

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Kesegaran Kecombrang di Heart of Borneo

Jauh dari arus kendaraan yang mengental di banyak titik, hiruk pikuk pasar laksana sarang lebah. Salah satu wilayah kerja saya berada di kawasan jantung Kalimantan, atau sering disebut sebagai Heart of Borneo. Seperti pada kegiatan-kegiatan sebelumnya di desa Tanjung, pagi kami disambut pemandangan bentangan Bukit Belang yang kadang bersih dan kadang berhias kabut putih.  Sarapan pagi bukan hal yang umum di desa Tanjung, namun berhubung ada tamu, empunya rumah memasak pagi-pagi untuk menghibur kami. Sebenarnya saya sendiri merasa sungkan, tapi lebih baik sungkan daripada sakit, kan? Disamping nasi dan lauknya, pagi itu perhatian saya tersita oleh sayuran berwarna merah mirip bunga yang dicincan. Ternyata sayur yang saya lihat itu memang bunga yang dicincang bersama tangkai tanamannya. Setelah menanyakan dan tahu nama tanamannya, saya langsung mencobanya. Pada kunyahan pertama, saya langsung menyukai sayuran tersebut. Antara pedas, segar dan wangi. Rasa yang membuat saya ketagihan...

Tomistoma Survey: Menyusuri Kapuas dan Leboyan

Danau Sentarum, adalah salah satu taman nasional Indonesia yang berlokasi di daerah perhuluan Sungai Kapuas, sungai terpanjang di Indonesia. Pertama kali saya melihat secara langsung salah satu danau terunik di dunia ini sekitar November 2015. Saat melihat secara langsung tersebut, terbersit cita-cita di benak saya untuk mengunjunginya. Allah Sang Maha Pendengar mengabulkan cita-cita saya tersebut, tidak berapa lama selang dari terbang di atas danau, saya berkesempatan membelah air danau sentarum dari atas speedboat bertenaga 30 pk. Berikut adalah cerita perjalanan tersebut. Pemandangan Danau Sentarum dari Bukit Tekenang Perjalanan dimulai dari Pontianak dengan anggota terdiri dari Imanul Huda, Hari Prayogo dan Janiarto Paradise. Kami berkumpul di pool Damri Pontianak. Seperti jadwal biasanya, bus berangkat pada pukul 19.00 menuju Sintang. Perjalanan malam hanya menyajikan pemandangan gelapnya tepian jalan yang hanya kadang-kadang berhias lampu rumah masyarakat. Sisanya hanya sem...

Mie Ayam Keraton, Kemang

Saya sudah beberapa kali dengar tentang Kemang sebagai pusat kuliner Jakarta, hal ini langsung saya buktikan sendiri saat pertama kali datang ke Kemang. Kunjungan pertama saya adalah ke restoran Locarasa yang menyajikan resep-resep makanan bule dengan cita rasa Indonesia. Tapi kali ini saya tidak membahas tentang Lokarasa, kali ini saya ingin berbagi tentang kuliner kaki lima di sekitar kemang. Kuliner ini berada di pertigaaan jalan tidak jauh dari Favehotel Kemang (sekitar 25 meter). Di pojok kuliner ini terdapat beberapa gerobak makanan yang beranekaragam, ada yang menjual martabak manis, warteg, jus buah, kopi, dan mie ayam. Sebagai penggemar masakan mie, saya tergoda untuk merasai mie ayam di pojok kuliner kemang tersebut. Mie ayam keraton, demikian tag line yang tertulis di bagian depan gerobak tersebut. Nama yang menjanjikan, mungkin abang penjualnya punya resep mie ayam dari keraton. Setelah memesan, tidak butuh waktu lama bagi mas penjualnya untuk menghadirkan mie ayam kerat...