Skip to main content

The Alchemist, Hidup adalah Perjalanan

The Alchemist By Lau Svensson
Beranikah anda mengejar impian anda?Beranikah anda melangkah menuju tempat-tempat yang tidak pernah anda bayangkan sebelumnya? Tempat orang-orang dengan bahasa yang berbeda?  Tempat di mana keselamatan dan kematian dipisahkan jarak yang tidaklebih lebar dari tebal seutas rambut?

Bahasa Dunia, kata ini sering kita dengar dari banyak orang, dan banyak orang menganggap bahasa dunia adalah bahasa Inggris.  Tapi bahasa inggris bukan bahasa dunia, bahasa dunia adalah bahasa yang dapat dipahami oleh semua orang tanpa orang itu perlu belajar, bahasa itu berasal dari dunia ini.  Setiap orang yang lahir dari intisari dunia dapat menggunakan bahasa dunia tanpa harus mempelajarinya.  Karena bahasa itu ada didalam setiap diri, seperti pengetahuan cara bernafas.

Bahasa dunia tersebut pertama kali saya dengar dari seorang teman dari Denmark, dan ia menyarankan sebuah buku yang membuat dia berani melakukan perjalanan ke bagian-bagian dunia yang tidak pernah dia kenal sebelumnya.  Buku tersebut adalah The Alchemist.

Buku ini berisi tentang perjalanan seorang pemuda yang mengalami kebimbangan hingga akhirnya memutuskan untuk melakukan perjalan mengejar mimpinya.  Hingga kemudian terdampar di suatu tempat yang sama sekali tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.  Dalam perjalanan ini dia menemukan bahasa dunia.  Dalam pencarian itu dia menemukan apa yang tidak dicari namun jauh lebih berharga dari apa yang dicarinya.

Dia menemukan cinta, arti hidup, dan kebijaksanaan.  Seorang gadis yang terus menunggunya muncul dari balik bukit pasir yang seolah tak berbatas.  Arti hidup yang tampak saat dia berada begitu dekat dengan maut.  Kebijaksanaan dari seseorang yang meletakkan dunia di bawah kakinya, bukan di kepalanya.

Buku ini sangat sarat akan makna hidup yang merupakan sebuah perjalanan.  Disusun dengan kata-kata yang sederhana, namun memiliki makna yang begitu dalam.  Tidak sekedar menyajikan bukti dari sebuah keberanian mengejar impian, tetapi menampilkan kenapa kita harus berani, apa yang menghambat kita, apa yang seringkali membuat kita lupa dengan impian kita, dan kemana kita harus melihat saat kita mulai kehilangan arah.

Thanks To Jonas Bagge Peterson yang mereferensikan buku ini

Nilai: 8/10

Comments

  1. Replies
    1. saya juga suka sekali dengan buku ini mas, tidak terlalu panjang, tapi berisi sekali..

      Delete
  2. Adx juga suka buku ini daa... nanti adx review juga ah... hhihi

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Tomistoma Survey: Menyusuri Kapuas dan Leboyan

Danau Sentarum, adalah salah satu taman nasional Indonesia yang berlokasi di daerah perhuluan Sungai Kapuas, sungai terpanjang di Indonesia. Pertama kali saya melihat secara langsung salah satu danau terunik di dunia ini sekitar November 2015. Saat melihat secara langsung tersebut, terbersit cita-cita di benak saya untuk mengunjunginya. Allah Sang Maha Pendengar mengabulkan cita-cita saya tersebut, tidak berapa lama selang dari terbang di atas danau, saya berkesempatan membelah air danau sentarum dari atas speedboat bertenaga 30 pk. Berikut adalah cerita perjalanan tersebut. Pemandangan Danau Sentarum dari Bukit Tekenang Perjalanan dimulai dari Pontianak dengan anggota terdiri dari Imanul Huda, Hari Prayogo dan Janiarto Paradise. Kami berkumpul di pool Damri Pontianak. Seperti jadwal biasanya, bus berangkat pada pukul 19.00 menuju Sintang. Perjalanan malam hanya menyajikan pemandangan gelapnya tepian jalan yang hanya kadang-kadang berhias lampu rumah masyarakat. Sisanya hanya sem...

Mie Ayam Keraton, Kemang

Saya sudah beberapa kali dengar tentang Kemang sebagai pusat kuliner Jakarta, hal ini langsung saya buktikan sendiri saat pertama kali datang ke Kemang. Kunjungan pertama saya adalah ke restoran Locarasa yang menyajikan resep-resep makanan bule dengan cita rasa Indonesia. Tapi kali ini saya tidak membahas tentang Lokarasa, kali ini saya ingin berbagi tentang kuliner kaki lima di sekitar kemang. Kuliner ini berada di pertigaaan jalan tidak jauh dari Favehotel Kemang (sekitar 25 meter). Di pojok kuliner ini terdapat beberapa gerobak makanan yang beranekaragam, ada yang menjual martabak manis, warteg, jus buah, kopi, dan mie ayam. Sebagai penggemar masakan mie, saya tergoda untuk merasai mie ayam di pojok kuliner kemang tersebut. Mie ayam keraton, demikian tag line yang tertulis di bagian depan gerobak tersebut. Nama yang menjanjikan, mungkin abang penjualnya punya resep mie ayam dari keraton. Setelah memesan, tidak butuh waktu lama bagi mas penjualnya untuk menghadirkan mie ayam kerat...

Kesegaran Kecombrang di Heart of Borneo

Jauh dari arus kendaraan yang mengental di banyak titik, hiruk pikuk pasar laksana sarang lebah. Salah satu wilayah kerja saya berada di kawasan jantung Kalimantan, atau sering disebut sebagai Heart of Borneo. Seperti pada kegiatan-kegiatan sebelumnya di desa Tanjung, pagi kami disambut pemandangan bentangan Bukit Belang yang kadang bersih dan kadang berhias kabut putih.  Sarapan pagi bukan hal yang umum di desa Tanjung, namun berhubung ada tamu, empunya rumah memasak pagi-pagi untuk menghibur kami. Sebenarnya saya sendiri merasa sungkan, tapi lebih baik sungkan daripada sakit, kan? Disamping nasi dan lauknya, pagi itu perhatian saya tersita oleh sayuran berwarna merah mirip bunga yang dicincan. Ternyata sayur yang saya lihat itu memang bunga yang dicincang bersama tangkai tanamannya. Setelah menanyakan dan tahu nama tanamannya, saya langsung mencobanya. Pada kunyahan pertama, saya langsung menyukai sayuran tersebut. Antara pedas, segar dan wangi. Rasa yang membuat saya ketagihan...