Skip to main content

4 Hal Menyenangkan dari Camping

Kegiatan apakah yang paling menarik untuk kita lakukan di akhir pekan? Tidur? Bersih-bersih rumah? Main futsal? Traveling? Kalau saya, jika memungkinkan saya akan traveling, sebisa mungkin sempatkan camping. Jika sedang traveling, rasanya ada yang kurang kalau tidak camping, maksudnya kalau travelingnya ke alam bebas, bukan
 ke pusat kota. Bagi saya camping adalah salah satu hal paling menyenangkan di dunia ini. Berikut ini adalah beberapa hal menyenangkan dari camping.

Lebih dekat dengan alam

Tidur hanya berlindung beberapa lapis kain tenda atau doom menimbulkan rasa sangat dekat dengan alam. Dinginnya udara yang langsung merayapi kulit, suara-suara satwa malam yang menyapa ramah, kabut dan embun yang turun perlahan, paduan kesemuanya menghadirkan ketenangan dalam jiwa.
Baca juga:
10 Tips Persiapan Hiking
Tips Menghindari Pacet di Gunung

Duduk Mengelilingi Api Unggun

Rasanya tidak camping kalau tidak membuat api unggun, tapi api yang  dinyalakan karena keperluan untuk memasak misalnya, bukan sekedar nyala. Api ini digunakan untuk memasak air dan makanan, sekaligus untuk menghangatkan tubuh serta menjadi alat penerangan. Sambil memasak kita duduk mengelilinginya, memperhatikan goyangan-goyangannya, meniup-niup untuk menjaganya tetap nyala, menambahkan kayu bakar. Semua itu adalah hal yang sangat berkesan jika anda meresapinya, selain itu, ada latihan kemandirian dalam penjagaan api ini.

Secangkir kopi bersama sahabat

Tidak masalah apakah secangkir kopi dibagi untuk beberapa orang, atau masing-masing orang memegang secangkir kopi, yang jelas, ada secangkir kopi. Kalaupun tidak ada cangkir, pakai nesting juga boleh, tapi usahakan jangan pakai panci atau kuali. Menyeruput air kopi semangat dalam selimut gelap malam dengan sinar kuning dari nyala api unggun yang menari-nari dengan hiburan nyanyian satwa dan tarian bintang, Nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan.

Diskusi alias curcol

Hanya beberapa orang, mungkin tidak lebih dari 5 orang, duduk minum kopi mengelilingi api yang melahap kayu bakar sambil menari-nari. Membisu adalah satu pilihan, tapi bicara dalam dekapan alam adalah kesempatan yang jarang. Diskusi atau curcol bisa dilakukan dengan lebih kental, dari hati ke hati, dalam suasana yang sangat bersahabat.

Satu lagi, untuk anda yang sedang suntuk dengan rutinitas sehari-hari atau gerah dengan keramaian dan udara panas kota, Camping dapat membantu Membuang Jenuh. Itulah beberapa hal yang menurut saya sangat menyenangkan dari kegiatan camping. Bagaimana dengan anda? Suka camping? Kenapa suka camping?

Baca juga: Tips Memilih Lokasi Camping yang Tepat

Comments

Popular posts from this blog

Tips Submit Artikel di Vivalog agar di Approve

Sudah bebeberapa artikel saya submit di vivalog , sudah beberapa kali malah, tapi tidak satu pun yang masuk dan di publish di sana. Rasanya agak frustasi juga (yang ringan saja), karena agak bertanya-tanya apa yang salah dari artikel saya. Saya pun mencari-cari apa yang salah dengan artikel yang saya submit di beberapa blog melalui google. Akhirnya karena tidak juga menemukan jawaban yang memuaskan saya melepas i-frame dari vivalog karena merasa ada ketidakadilan. Sementara saya memasang frame di blog saya, vivalog tidak menerima satupun artikel yang saya submit. Kemarin, saya mencoba kembali submit artikel di vivalog , Alhamdulillah, saya sangat bersyukur ternyata kali kemarin artikel saya bisa di approve dan di publish di vivalog. Bahkan langsung menjadi salah satu artikel populer, dan seperti penjelasan di banyak blog lainnya, visitor saya langsung meroket hingga sepuluh kali lipat. Rasanya jadi terbayar sekali saya membuat atau menyadur artikel di blog saya . Saya kemu...

Serakalan - Budaya Masyarakat Melayu Sambas

Bagi masyarakat Sambas, Serakalan adalah kata yang sangat familiar. Serakalan adalah salah satu bagian dari kebudayaan masyarakat Sambas, namun juga dikenal oleh beberapa masyarakat Islam lain di Indonesia. Kebudayaan ini masuk bersamaan dengan kedatangan Islam ke Indonesia. Beberapa waktu yang lalu dalam kunjungan saya ke Sambas sempat mengikuti acara Serakalan yang dilakukan di rumah salah satu keluarga jauh. Berada di tengah-tengah acara Serakalan tersebut benar-benar pengalaman baru bagi saya. Bersyukur juga budaya melayu ini masih dipertahankan masyarakat Sambas. Pada awalnya Serakalan merupakan wujud ekspresi ta’dzim yang berhubungan dengan peristiwa kedatangan Rasulullah hijrah di Madinah. Serakalan berisi syair-syair Pujian kepada Allah dan Rasul-Nya. Dalam istilah lain, ritual ini dapat pula disebut dengan Marhabanan atau “debaan” (Maulid Ad-Diba’iy). Pembaca Serekalan - Sambas Serakalan telah berkembang dikalangan masyarakat Sambas dan dikemas sedemikian rupa sehingga...

Pantaskah Aku disebut Sebagai Seorang Blogger?

Beberapa hari yang lalu saya menemukan satu bacaan yang menarik di Kompasiana, tentang dunia perbloggeran yang agak menggelitik dan bikin gelisah (geli-geli bas... ah sudahlah). Pernyataannya adalah sebagai berikut: Begitu mudah kita menempelkan suatu profesi hanya karena melakukan satu dua pekerjaan saja. Menyebut diri blogger hanya karena punya blog (padahal tidak update juga), bla bla bla.... Pernyataan diatas bisa dilihat dalam kolom Dari Redaksi yang ditulis oleh Pemred Femina. Bagaimana menurut rekan-rekan? Adakah perasaan tergelitik... atau tersinggung? Tapi tunggu dulu, pernyataan sang Pemred tersebut masih ada kelanjutannya, berikut potongan lainnya... “Mungkin ini urusan pribadi, namun di ranah profesional hal ini sulit dibenarkan. Penghargaan terhadap mereka yang betul-betul berprofesi itu menjadi terabaikan. Apalagi ketika mereka kalah ‘pamor’ dengan para wannabe ini yang populer di ranah maya”. Gimana? Ada yang tersenggol? Pernyataan di atas saya ketahui dari blog K...