Skip to main content

Kota Tua Jakarta: Jalan Kali Besar dan Jembatan Kota Intan

Jalan Kali Besar di Kota Tua Jakarta tampak tidak terlalu ramai hari itu. Hanya beberapa mobil dan motor yang berlalu lalang. Setelah melati gedung bekas Bank Mandiri kami berjalan di pinggir Kali Besar, sesekali angin menghembuskan udara dari permukaan sungai ke trotoar yang sedang kami lewati. Beberapa rangka jaring dengan pelampung berbaris melintang diatas kali, sebagian lainnya berbaris di sisi trotoar. Sepertinya jaring-jaring itu digunakan untuk menangkap sampah, sampah yang malam, sudah dibuang, lalu ditangkap pula. Secara visual sebenarnya mengganggu, tapi sudahlah...

Perjalanan berlanjut, bangunan-bangunan di seberang jalan trotoar yang kami lewati masih berupa bangunan-bangunan lama, beberapa diantaranya misalnya adalah gedung Bank Mandiri, Puri Belanda, Toko Merah (Red Shop), Diskotik Athena, serta Hotel de River serta beberapa gedung lainnya.

Mandiri Bank Building - Kali Besar - Jakarta Old City 



kota tua jakarta; kali besar; jalan; trotoar
Trash Net - Jakarta Old City 
kota tua; jakarta; kali besar
Trash Net - Jakarta Old City 
Holland Castle - Jakarta Old City

Red Shop - Jakarta Old City 


Athena Discotiq - Jakarta Old City

de Rivier Hotel from Kota Intan Bridge - Jakarta Old City



Baca cerita sebelumnya disini.

Comments

  1. wah, ini di Jakarta? dulu pernah liat fotonya temen, ada wisata sepeda tua juga. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mbak... wisata sepeda kota tua ada di lapangan Fatahillah, kita bisa keliling2 kota tua pakai sepeda itu... nanti saya lanjutkan sharing foto-fotonya... :)

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Serakalan - Budaya Masyarakat Melayu Sambas

Bagi masyarakat Sambas, Serakalan adalah kata yang sangat familiar. Serakalan adalah salah satu bagian dari kebudayaan masyarakat Sambas, namun juga dikenal oleh beberapa masyarakat Islam lain di Indonesia. Kebudayaan ini masuk bersamaan dengan kedatangan Islam ke Indonesia. Beberapa waktu yang lalu dalam kunjungan saya ke Sambas sempat mengikuti acara Serakalan yang dilakukan di rumah salah satu keluarga jauh. Berada di tengah-tengah acara Serakalan tersebut benar-benar pengalaman baru bagi saya. Bersyukur juga budaya melayu ini masih dipertahankan masyarakat Sambas. Pada awalnya Serakalan merupakan wujud ekspresi ta’dzim yang berhubungan dengan peristiwa kedatangan Rasulullah hijrah di Madinah. Serakalan berisi syair-syair Pujian kepada Allah dan Rasul-Nya. Dalam istilah lain, ritual ini dapat pula disebut dengan Marhabanan atau “debaan” (Maulid Ad-Diba’iy). Pembaca Serekalan - Sambas Serakalan telah berkembang dikalangan masyarakat Sambas dan dikemas sedemikian rupa sehingga...

Tips Submit Artikel di Vivalog agar di Approve

Sudah bebeberapa artikel saya submit di vivalog , sudah beberapa kali malah, tapi tidak satu pun yang masuk dan di publish di sana. Rasanya agak frustasi juga (yang ringan saja), karena agak bertanya-tanya apa yang salah dari artikel saya. Saya pun mencari-cari apa yang salah dengan artikel yang saya submit di beberapa blog melalui google. Akhirnya karena tidak juga menemukan jawaban yang memuaskan saya melepas i-frame dari vivalog karena merasa ada ketidakadilan. Sementara saya memasang frame di blog saya, vivalog tidak menerima satupun artikel yang saya submit. Kemarin, saya mencoba kembali submit artikel di vivalog , Alhamdulillah, saya sangat bersyukur ternyata kali kemarin artikel saya bisa di approve dan di publish di vivalog. Bahkan langsung menjadi salah satu artikel populer, dan seperti penjelasan di banyak blog lainnya, visitor saya langsung meroket hingga sepuluh kali lipat. Rasanya jadi terbayar sekali saya membuat atau menyadur artikel di blog saya . Saya kemu...

Long House of Dipanimpan Bolong Nanga Nyabau, Heart of Borneo

The Nanga Nyabau Village Nanga Nyabau is one of the villages in Kapuas Hulu Regency, precisely in Embaloh Hulu district. It does’nt take a long time to visit this village from Putussibau*. Nanga Nyabau can be achieved in about 1 hour road trip. I have been to this village several times, but not with special intentions for traveling or backpacking. My arrival to this village was only to take my co-workers in the village of Nanga Lauk. Why go to Nanga Nyabau village? Its because the most plausible path to the village of Nanga Lauk is the river route starting from Nanga Nyabau downstream of the Palin River. After several visits, I learned that Nanga Nyabau Village has a betang house (long house) that has been designated as a cultural heritage object. While waiting for the boat pickup from Nanga Lauk, we visited the betang house in Nanga Lauk village on the advice of Rio. From where the car was parked, me, the nicke, elin, and aloy, walked across the suspension bridge that are very com...