Skip to main content

Slow Speed Photography di Curug Cibereum Gede Pangrango

Taman Nasional Gede Pangrango memiliki banyak sekali keindahan yang luar biasa, salah satunya adalah Curug (Air terjun) Cibereum yang berada di bagian bawahnya. Pada hari libur, Curug Cibereum  sering didatangi oleh banyak sekali pengunjung yang ingin menikmati keindahannya.

Namun sebenarnya, Curug Cibereum hanya salah satu fitur alam yang indah dari kawasan ini, dalam perjalanan dari pintu masuk Taman Nasional kita dapat melihat kondisi hutan alami yang indah, sungai-sungai kecil mengalir dengan cukup deras karena kelerengan tanah yang cukup tinggi. Sungai-sungai kecil ini sangat cocok bagi anda yang ingin belajar atau mencoba Slow Speed Photography.

Beberapa waktu yang lalu dalam suatu kesempatan saya mengunjungi Curug Cibereum Taman Nasional Gede Pangrango untuk pertama kalinya. Dalam kesempatan tersebut saya mencoba untuk mengambil gambar sungai-sungai kecil di kawasan tersebut dengan teknik slow speed. Sayangnya saat itu saya tidak membawa tripod, namun tentu kita bisa sedikit berkreasi, dan saya tetap mengambilnya.

Saya bukan fotografer profesional, hanya senang dengan fotography, jadi harap maklum dengan hasilnya. Berikut adalah hasil beberapa jepretan saya, silahkan dinikmati, kekurangannya silahkan di koreksi dan dikomentari.



Curug Cibereum
Daun-daun kering cukup mengganggu, tapi aliran airnya cukup dapet - Gede Pangrango



Curug Cibereum, Jawa Barat
Mungkin kurang berisi fotonya, pokoknya airnya putih aja - Gede Pangrango



Curug Cibereum
Kaki Curug Cibereum - Gede Pangrango



Curug Cibereum
Dibawah derasnya Air Terjun Cibereum - Gede Pangrango
Demikianlah sedikit sajian ini, semoga rekan-rekan sekalian terhibur. Salam.

Comments

Popular posts from this blog

Tomistoma Survey: Menyusuri Kapuas dan Leboyan

Danau Sentarum, adalah salah satu taman nasional Indonesia yang berlokasi di daerah perhuluan Sungai Kapuas, sungai terpanjang di Indonesia. Pertama kali saya melihat secara langsung salah satu danau terunik di dunia ini sekitar November 2015. Saat melihat secara langsung tersebut, terbersit cita-cita di benak saya untuk mengunjunginya. Allah Sang Maha Pendengar mengabulkan cita-cita saya tersebut, tidak berapa lama selang dari terbang di atas danau, saya berkesempatan membelah air danau sentarum dari atas speedboat bertenaga 30 pk. Berikut adalah cerita perjalanan tersebut. Pemandangan Danau Sentarum dari Bukit Tekenang Perjalanan dimulai dari Pontianak dengan anggota terdiri dari Imanul Huda, Hari Prayogo dan Janiarto Paradise. Kami berkumpul di pool Damri Pontianak. Seperti jadwal biasanya, bus berangkat pada pukul 19.00 menuju Sintang. Perjalanan malam hanya menyajikan pemandangan gelapnya tepian jalan yang hanya kadang-kadang berhias lampu rumah masyarakat. Sisanya hanya sem...

Kesegaran Kecombrang di Heart of Borneo

Jauh dari arus kendaraan yang mengental di banyak titik, hiruk pikuk pasar laksana sarang lebah. Salah satu wilayah kerja saya berada di kawasan jantung Kalimantan, atau sering disebut sebagai Heart of Borneo. Seperti pada kegiatan-kegiatan sebelumnya di desa Tanjung, pagi kami disambut pemandangan bentangan Bukit Belang yang kadang bersih dan kadang berhias kabut putih.  Sarapan pagi bukan hal yang umum di desa Tanjung, namun berhubung ada tamu, empunya rumah memasak pagi-pagi untuk menghibur kami. Sebenarnya saya sendiri merasa sungkan, tapi lebih baik sungkan daripada sakit, kan? Disamping nasi dan lauknya, pagi itu perhatian saya tersita oleh sayuran berwarna merah mirip bunga yang dicincan. Ternyata sayur yang saya lihat itu memang bunga yang dicincang bersama tangkai tanamannya. Setelah menanyakan dan tahu nama tanamannya, saya langsung mencobanya. Pada kunyahan pertama, saya langsung menyukai sayuran tersebut. Antara pedas, segar dan wangi. Rasa yang membuat saya ketagihan...

Mie Ayam Keraton, Kemang

Saya sudah beberapa kali dengar tentang Kemang sebagai pusat kuliner Jakarta, hal ini langsung saya buktikan sendiri saat pertama kali datang ke Kemang. Kunjungan pertama saya adalah ke restoran Locarasa yang menyajikan resep-resep makanan bule dengan cita rasa Indonesia. Tapi kali ini saya tidak membahas tentang Lokarasa, kali ini saya ingin berbagi tentang kuliner kaki lima di sekitar kemang. Kuliner ini berada di pertigaaan jalan tidak jauh dari Favehotel Kemang (sekitar 25 meter). Di pojok kuliner ini terdapat beberapa gerobak makanan yang beranekaragam, ada yang menjual martabak manis, warteg, jus buah, kopi, dan mie ayam. Sebagai penggemar masakan mie, saya tergoda untuk merasai mie ayam di pojok kuliner kemang tersebut. Mie ayam keraton, demikian tag line yang tertulis di bagian depan gerobak tersebut. Nama yang menjanjikan, mungkin abang penjualnya punya resep mie ayam dari keraton. Setelah memesan, tidak butuh waktu lama bagi mas penjualnya untuk menghadirkan mie ayam kerat...