Skip to main content

Nasi Bakar Ayam, Kantin Plasma IPB

Anda penggemar wisata kuliner? Jika iya, mungkin ada baiknya anda mencoba sesuatu yang baru dalam wisata ini, yaitu wisata kuliner kampus. Dengan jumlah mahasiswa yang cukup besar, kampus-kampus besar memiliki kantin yang jumlahnya relatif banyak, beberapa diantaranya memiliki menu-menu yang unik. Misalnya Nasi Ayam Bakar di kampus IPB Dramaga, baru dua hari yang lalu saya mencoba kuliner yang tidak sengaja saya temukan.

Kuliner Kampus
Penampakan Nasi Bakar Ayam - Food Court Plasma IPB
Pas sedang nunggu dinda yang sedang ada pertemuan dengan pembimbing tesis, saya menunggu di kantin Plasma IPB. Masuk waktu makan siang saya melihat-lihat menu yang ditawarkan kios-kios masakan di kantin tersebut. Karena belum pernah nyoba, saya pesan saja satu porsi. Rasanya sangat kena dilidah saya, rasa ketagihan juga jadinya. Kemarin, dinda yang akan sidang ujian akhir pada pukul dua siang saya ajak mencoba makan nasi bakar tersebut pada jam makan siang. Alhamdulillah, selera kami memang sama.


Menyebutkan namanya pertama mungkin anda akan keseleo dari nasi bakar ayam  menjadi nasi ayam bakar. Tapi, serius, nama masakannya memang Nasi Bakar Ayam, saya tidak keseleo ngetik. Yang dibakar ya nasinya, tapi bukan dibakar seperti biasa kita membakar daging, ikan atau ayam. Nasi bersama selembar daun salam dibakar setelah dibungkus dengan daun pisang. Dari rasanya, saya kira nasi tersebut dimasak dengan santan seperti nasi uduk, tapi dengan campuran yang berbeda. 

Nasi yang dibakar dengan kombinasi citarasa daun salam dan daun pisang menghasilkan nasi bakar dengan rasa yang unik dan sangat memanjakan lidah. Ada rasa segara dari daun pisang dan salam. Sedangkan memasak dengan cara membakar memang dapat menghadirkan citarasa yang khas.

Menemani nasi bakar, satu porsi nasi bakar ayam di temani dengan sepotong daging ayam goreng, sepotong tempe goreng dan sambal yang rasanya seperti sambal khas masakan sunda. Rasa daging ayam goreng dan tempe goreng seperti kebanyakan ayam goreng di tempat lain, jadi memang main player dari kuliner ini adalah nasi bakarnya. Satu lagi, untuk sayurnya ada mentimun potong tipis seperti di warung lamongan. Mungkin seratnya kurang, jadi sebaiknya anda menambah asupan serat dengan memakan buah.

Jika ingin mencoba sajian di nasi bakar ayam di kantin plasma, saya sarankan datang ke kampus IPB Dramaga pada hari-hari kuliah sebelum jam satu atau jam dua. Paling enaknya jam 11 untuk makan siang, karena kantinnya masih sepi. Kalau sudah jam 2 biasanya semua menu sudah habis dan kios-kiosnya juga akan tutup.

Comments

Popular posts from this blog

Tips Submit Artikel di Vivalog agar di Approve

Sudah bebeberapa artikel saya submit di vivalog , sudah beberapa kali malah, tapi tidak satu pun yang masuk dan di publish di sana. Rasanya agak frustasi juga (yang ringan saja), karena agak bertanya-tanya apa yang salah dari artikel saya. Saya pun mencari-cari apa yang salah dengan artikel yang saya submit di beberapa blog melalui google. Akhirnya karena tidak juga menemukan jawaban yang memuaskan saya melepas i-frame dari vivalog karena merasa ada ketidakadilan. Sementara saya memasang frame di blog saya, vivalog tidak menerima satupun artikel yang saya submit. Kemarin, saya mencoba kembali submit artikel di vivalog , Alhamdulillah, saya sangat bersyukur ternyata kali kemarin artikel saya bisa di approve dan di publish di vivalog. Bahkan langsung menjadi salah satu artikel populer, dan seperti penjelasan di banyak blog lainnya, visitor saya langsung meroket hingga sepuluh kali lipat. Rasanya jadi terbayar sekali saya membuat atau menyadur artikel di blog saya . Saya kemu...

Pantai Temajuk: 1. Perjalanan Panjang

Muara Sungai Paloh Pantai Temajok adalah salah satu pantai paling indah di Kalimantan Barat, pantai ini terletak di Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas, bagian paling barat dari pulau Kalimantan. Tahun 2007 saya sempat mengunjungi tempat tersebut untuk mengikuti suatu kegiatan kepencintaalaman. Kunjungan saya ke Pantai Temajok itu meninggalkan kenangan yang sangat mengesankan bagi saya, karena suasana desa yang masih asri dengan pantai yang masih sangat alami relatif sulit untuk diakses. Sebagai pengingat bagi saya dan mungkin bisa bermanfaat bagi pembaca, maka berikut saya ceritakan pengalaman perjalanan tersebut. Memang kejadiannya sudah berlangsung tujuh tahun yang lalu, tapi mungkin kondisinya menurut saya masih relevan dengan kondisi saat ini. Perjalanan dimulai dari tepian Sungai Kapuas di sekretariat Mapala Arkha UPB Kota Pontianak pada subuh hari, tanggalnya saya lupa. Menggunakan bus kapasitas 30 penumpang kami meninggalkan Pontianak menuju Sambas. Setelah kurang l...

Pantaskah Aku disebut Sebagai Seorang Blogger?

Beberapa hari yang lalu saya menemukan satu bacaan yang menarik di Kompasiana, tentang dunia perbloggeran yang agak menggelitik dan bikin gelisah (geli-geli bas... ah sudahlah). Pernyataannya adalah sebagai berikut: Begitu mudah kita menempelkan suatu profesi hanya karena melakukan satu dua pekerjaan saja. Menyebut diri blogger hanya karena punya blog (padahal tidak update juga), bla bla bla.... Pernyataan diatas bisa dilihat dalam kolom Dari Redaksi yang ditulis oleh Pemred Femina. Bagaimana menurut rekan-rekan? Adakah perasaan tergelitik... atau tersinggung? Tapi tunggu dulu, pernyataan sang Pemred tersebut masih ada kelanjutannya, berikut potongan lainnya... “Mungkin ini urusan pribadi, namun di ranah profesional hal ini sulit dibenarkan. Penghargaan terhadap mereka yang betul-betul berprofesi itu menjadi terabaikan. Apalagi ketika mereka kalah ‘pamor’ dengan para wannabe ini yang populer di ranah maya”. Gimana? Ada yang tersenggol? Pernyataan di atas saya ketahui dari blog K...