Skip to main content

Ganan Pandai Besi Ensaid Panjang

Ganan, nama laki-laki yang biasa menempa besi untuk dibentuk menjadi parang. Ganan adalah salah satu penghuni rumah yang panjangnya sekitar 130 meter, yup, anda tidak salah baca, bukan setinggi, tapi sepanjang. Rumah tersebut terletak di desa Ensaid Panjang, Sintang, Kalimantan Barat.

Keseharian pak Ganan adalah petani sawah dan pekebun karet, beliau punya sebidang (atau beberapa) sawah dan kebun karet dalam wilayah desa Ensaid Panjang. Aktifitasnya menempa besi atau baja dilakukan hanya sekali-kali, tergantung pesanan atau permintaan warga desa tempatnya tinggal atau warga desa tetangga. Dalam salah satu kunjungan saya ke desa Ensaid Panjang, saya sempat ngobrol dengan Pak Ganan. Kami bicara tentang aktifitas pandai besinya.

Pak Ganan Menempa Besi Parang - Ensaid Panjang, Sintang

Kegiatan menempa besi yang dikerjakan oleh pak Ganan pada saat ini semakin jarang dilakukan, salah satu penyebabnya adalah masalah ketersediaan bahan bakar. Jangan bayangkan pak Ganan menggunakan tabung gas karbit, karena rumah panjang Ensaid Panjang lumayan jauh dari keramaian. Bahan bakar untuk memanaskan besi yang digunakan oleh pak Ganan adalah arang kayu belian (kayu ulin, Eucyderoxylon zwageri), kayu terkeras didunia.

Pompa dan Perapian Pemanas Besi - Ensaid Panjang, Sintang

Biasanya pak Ganan mencari-cari tunggul-tunggul kayu belian di sekitar sungai di Ensaid Panjang, namun pada saat ini kayu ulin tersebut semakin sulit untuk didapatkan. Kawasan hutan di Ensaid Panjang memang semakin terjepit oleh perkebunan monokultur, hanya tersisa sedikit hutan di desa ini. Tapi Ensaid Panjang masih lebih baik daripada desa disekitarnya yang hampir seluruh kawasannya sudah menjadi kebun monokultur.

Perapian Pemanas Besi

Saat ini tidak ada lagi pohon belian yang tersisa di hutan alam di sekitar wilayah Ensaid Panjang. Mungkin dalam pikiran banyak orang, kayu-kayu dari pohon belian terlalu mahal untuk dibiarkan saja di hutan. Sadar atau tidak, mereka sudah menghabisi berlian hijau tersebut. Pak Ganan sendiri mungkin tidak tahu sampai kapan masih akan membuat atau memperbaiki parang, sementara bahan bakarnya sudah hampir habis. Semoga aktifitas pandai besi tersebut tidak hanya menjadi salah satu kenangan yang menghiasi kisah salah satu rumah panjang yang masih tersisa di rumah sepanjang 130 meter itu, mudah-mudahan.

Comments

Popular posts from this blog

Tips Submit Artikel di Vivalog agar di Approve

Sudah bebeberapa artikel saya submit di vivalog , sudah beberapa kali malah, tapi tidak satu pun yang masuk dan di publish di sana. Rasanya agak frustasi juga (yang ringan saja), karena agak bertanya-tanya apa yang salah dari artikel saya. Saya pun mencari-cari apa yang salah dengan artikel yang saya submit di beberapa blog melalui google. Akhirnya karena tidak juga menemukan jawaban yang memuaskan saya melepas i-frame dari vivalog karena merasa ada ketidakadilan. Sementara saya memasang frame di blog saya, vivalog tidak menerima satupun artikel yang saya submit. Kemarin, saya mencoba kembali submit artikel di vivalog , Alhamdulillah, saya sangat bersyukur ternyata kali kemarin artikel saya bisa di approve dan di publish di vivalog. Bahkan langsung menjadi salah satu artikel populer, dan seperti penjelasan di banyak blog lainnya, visitor saya langsung meroket hingga sepuluh kali lipat. Rasanya jadi terbayar sekali saya membuat atau menyadur artikel di blog saya . Saya kemu...

Pantai Temajuk: 1. Perjalanan Panjang

Muara Sungai Paloh Pantai Temajok adalah salah satu pantai paling indah di Kalimantan Barat, pantai ini terletak di Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas, bagian paling barat dari pulau Kalimantan. Tahun 2007 saya sempat mengunjungi tempat tersebut untuk mengikuti suatu kegiatan kepencintaalaman. Kunjungan saya ke Pantai Temajok itu meninggalkan kenangan yang sangat mengesankan bagi saya, karena suasana desa yang masih asri dengan pantai yang masih sangat alami relatif sulit untuk diakses. Sebagai pengingat bagi saya dan mungkin bisa bermanfaat bagi pembaca, maka berikut saya ceritakan pengalaman perjalanan tersebut. Memang kejadiannya sudah berlangsung tujuh tahun yang lalu, tapi mungkin kondisinya menurut saya masih relevan dengan kondisi saat ini. Perjalanan dimulai dari tepian Sungai Kapuas di sekretariat Mapala Arkha UPB Kota Pontianak pada subuh hari, tanggalnya saya lupa. Menggunakan bus kapasitas 30 penumpang kami meninggalkan Pontianak menuju Sambas. Setelah kurang l...

Pantaskah Aku disebut Sebagai Seorang Blogger?

Beberapa hari yang lalu saya menemukan satu bacaan yang menarik di Kompasiana, tentang dunia perbloggeran yang agak menggelitik dan bikin gelisah (geli-geli bas... ah sudahlah). Pernyataannya adalah sebagai berikut: Begitu mudah kita menempelkan suatu profesi hanya karena melakukan satu dua pekerjaan saja. Menyebut diri blogger hanya karena punya blog (padahal tidak update juga), bla bla bla.... Pernyataan diatas bisa dilihat dalam kolom Dari Redaksi yang ditulis oleh Pemred Femina. Bagaimana menurut rekan-rekan? Adakah perasaan tergelitik... atau tersinggung? Tapi tunggu dulu, pernyataan sang Pemred tersebut masih ada kelanjutannya, berikut potongan lainnya... “Mungkin ini urusan pribadi, namun di ranah profesional hal ini sulit dibenarkan. Penghargaan terhadap mereka yang betul-betul berprofesi itu menjadi terabaikan. Apalagi ketika mereka kalah ‘pamor’ dengan para wannabe ini yang populer di ranah maya”. Gimana? Ada yang tersenggol? Pernyataan di atas saya ketahui dari blog K...