Skip to main content

Sup Daging Kantin Bestari Mempawah

Alhamdulillah lebaran Idul Fitri tahun ini saya berada di kota kelahiran saya, Pontianak setelah dua tahun kemarin saya berlebaran di kampung orang di seberang lautan. Lebaran kali ini juga menjadi salah satu lebaran paling berkesan sejak saya paham apa itu Idul Fitri. Ada dua alasan kenapa lebaran ini berkesan, pertama adalah karena untuk pertama kalinya sejak lahir di Pontianak, saya menyaksikan langsung atraksi meriam karbit yang rutin di selenggarakan di tepian sungai Kapuas setiap idul Fitri, saya sudah menceritakannya di Dentuman Meriam Malam Takbiran.

Alasan kedua adalah karena lebaran kali ini saya dan keluarga mengisi liburan Idul Fitri ini dengan kunjungan ke Kota Sambas. Meskipun sempat di pending dua hari karena ketiadaan mobil yang dapat disewa, akhirnya jadi juga kami ke Sambas. Kunjungan ke kota Sambas ini tidak hanya kami isi dengan silaturahmi, tapi kami sempatkan juga untuk berwisata kuliner serta mengunjungi objek-objek wisata yang terdapat di sekitar Sambas.

Baca juga: Menikmati Sungai Sambas dari Atas Sampan

Berangkat pagi dari Pontianak, kami tidak sempat sarapan sehingga perut keroncongan. Sampai di Mempawah sebenarnya kami berencana untuk makan di rumah makan di tepi sungai Mempawah dekat pelabuhan Kuala. Namun warung tersebut ternyata masih tutup, mungkin pemiliknya masih berlebaran. Mobil kemudian di arahkan ke dekat istana Kerajaan Mempawah, istana Amantubillah. Di dekat istana tersebut terdapat sebuah rumah makan yang cukup terkenal di kalangan masyarakat Pontianak dan Mempawah, yaitu kantin Bestari.

Sekitar lima tahun lalu saya sudah pernah singgah dan makan di kantin ini bersama teman-teman saya, saat itu saya memesan Nasi Sup Daging. Rasa sup tersebut sangat berkesan di ingatan saya, dagingnya lunak dan relatif banyak dengan rasa daging yang masih kuat berpadu dengan bumbu dan kuah sup yang segar dan gurih. Kesan tersebut yang mebuat saya kembali memesan menu yang sama dalam perjalanan kemarin. Alhamdulillah, semangkuk sup daging sapi tersebut tidak berubah rasanya. Tetap gurih dan nikmat.

Sup Daging Kantin Bestari Mempawah
Selain sop, ada banyak pilihan menu lain yang tersedia di kantin Bestari Mempawah, misalnya nasi goreng dan Kwe Tiau Goreng. Keduanya tampak sangat menggoda, tapi kondisi perut dan waktu tidak mengizinkan saya untuk memesan menu lain, jadi cukuplah nasi sup daging tersebut untuk menemani perut saya menuju Sambas.

Menu makanan di Kantin Bestari memang sangat mengesankan, sayangnya menu yang maknyos di kantin tersebut tidak di dukung dengan pelayanan yang prima. Sebelum kami memesan, pelayan kantin beberapa kali menanyakan apakah menu yang sedang dibawanya itu pesanan kami, bahkan menyodorkan menu tersebut. Namun karena kami tahu itu bukan pesanan kami, maka kami menolaknya.

Setelah kami menyerahkan bon daftar pesanan kami kepada pelayan, lama kami menunggu namun tak juga datang. Bahkan kami harus memesan lagi karena sepertinya daftar pesanan kami melayang entah kemana, sementara pelanggan lain yang datang belakangan dari kami telah mendapatkan pesanan mereka lebih dulu. Kesal? Tentu saja.Tentu saja. Sepertinya pesanan kami telah singgah di meja-meja pelanggan lain yang datang belakangan dari kami. Kacaunya pelayanan tersebut mungkin disebabkan pelanggan mereka pada hari itu sangat ramai, namun untuk rumah makan yang telah lama berdiri, pelayanan yang tidak memuaskan seperti itu tentu sangat disayangkan. Pun, sepertinya kantin itu jarang sepi, seharusnya pelayanan mereka bisa lebih baik dengan pengalaman yang sudah cukup panjang.

Akhir kata, semoga manajemen Kantin Bestari Mempawah bisa memperbaiki sistem pelayanan pelanggannya sehingga pelanggan tidak enggan untuk menikmati menu-menu mereka yang maknyos.

Baca juga: Jalan-jalan ke Tanjung Bajau, Sinka Zoo dan Rindu Alam

Comments

  1. Saya tertarik dengan tulisan anda mengenai Sup Daging Kantin Bestari Mempawah
    Saya juga mempunyai tulisan yang sejenis mengenai Indonesia yang bisa anda kunjungi di Informasi Seputar Indonesia

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Kesegaran Kecombrang di Heart of Borneo

Jauh dari arus kendaraan yang mengental di banyak titik, hiruk pikuk pasar laksana sarang lebah. Salah satu wilayah kerja saya berada di kawasan jantung Kalimantan, atau sering disebut sebagai Heart of Borneo. Seperti pada kegiatan-kegiatan sebelumnya di desa Tanjung, pagi kami disambut pemandangan bentangan Bukit Belang yang kadang bersih dan kadang berhias kabut putih.  Sarapan pagi bukan hal yang umum di desa Tanjung, namun berhubung ada tamu, empunya rumah memasak pagi-pagi untuk menghibur kami. Sebenarnya saya sendiri merasa sungkan, tapi lebih baik sungkan daripada sakit, kan? Disamping nasi dan lauknya, pagi itu perhatian saya tersita oleh sayuran berwarna merah mirip bunga yang dicincan. Ternyata sayur yang saya lihat itu memang bunga yang dicincang bersama tangkai tanamannya. Setelah menanyakan dan tahu nama tanamannya, saya langsung mencobanya. Pada kunyahan pertama, saya langsung menyukai sayuran tersebut. Antara pedas, segar dan wangi. Rasa yang membuat saya ketagihan...

Tomistoma Survey: Menyusuri Kapuas dan Leboyan

Danau Sentarum, adalah salah satu taman nasional Indonesia yang berlokasi di daerah perhuluan Sungai Kapuas, sungai terpanjang di Indonesia. Pertama kali saya melihat secara langsung salah satu danau terunik di dunia ini sekitar November 2015. Saat melihat secara langsung tersebut, terbersit cita-cita di benak saya untuk mengunjunginya. Allah Sang Maha Pendengar mengabulkan cita-cita saya tersebut, tidak berapa lama selang dari terbang di atas danau, saya berkesempatan membelah air danau sentarum dari atas speedboat bertenaga 30 pk. Berikut adalah cerita perjalanan tersebut. Pemandangan Danau Sentarum dari Bukit Tekenang Perjalanan dimulai dari Pontianak dengan anggota terdiri dari Imanul Huda, Hari Prayogo dan Janiarto Paradise. Kami berkumpul di pool Damri Pontianak. Seperti jadwal biasanya, bus berangkat pada pukul 19.00 menuju Sintang. Perjalanan malam hanya menyajikan pemandangan gelapnya tepian jalan yang hanya kadang-kadang berhias lampu rumah masyarakat. Sisanya hanya sem...

Mie Ayam Keraton, Kemang

Saya sudah beberapa kali dengar tentang Kemang sebagai pusat kuliner Jakarta, hal ini langsung saya buktikan sendiri saat pertama kali datang ke Kemang. Kunjungan pertama saya adalah ke restoran Locarasa yang menyajikan resep-resep makanan bule dengan cita rasa Indonesia. Tapi kali ini saya tidak membahas tentang Lokarasa, kali ini saya ingin berbagi tentang kuliner kaki lima di sekitar kemang. Kuliner ini berada di pertigaaan jalan tidak jauh dari Favehotel Kemang (sekitar 25 meter). Di pojok kuliner ini terdapat beberapa gerobak makanan yang beranekaragam, ada yang menjual martabak manis, warteg, jus buah, kopi, dan mie ayam. Sebagai penggemar masakan mie, saya tergoda untuk merasai mie ayam di pojok kuliner kemang tersebut. Mie ayam keraton, demikian tag line yang tertulis di bagian depan gerobak tersebut. Nama yang menjanjikan, mungkin abang penjualnya punya resep mie ayam dari keraton. Setelah memesan, tidak butuh waktu lama bagi mas penjualnya untuk menghadirkan mie ayam kerat...