Skip to main content

Penggemar Film Dokumenter dan National Geographic


National Geographic, siapa yang tidak tahu dengan nama besar ini. Beberapa tahun belakangan nama ini semakin umum terdengar dan terlihat, tapi sepertinya lebih sering terlihat di kaos-kaos atau jaket yang dipakai banyak orang. Walaupun sebenarnya National Geographic tidak memproduksi kaos mereka untuk dijual, biasanya anda hanya bisa mendapatkan kaos NG dari mengikuti suatu kegiatan tertentu atau karena anda berlangganan majalahnya.

Jika anda ditanya apa National Geographic itu, saya yakin sebagian besar orang akan mengatakan NG adalah nama majalah, mungkin ada juga yang mengatakan itu adalah sebua stasiun televisi. Sangkaan tersebut adalah sangkaan yang tidak salah, namun tidak sepenuhnya benar. Kenyataannya National Geogaphic memang menjadi merek dagang salah satu majalah petualangan dan penelitian di dunia, namun itu hanyalah satu dari sebuah organisasi yang sangat besar.

National Geographic adalah sebuah institusi keilmuan dan pendidikan, komunitas non-profit ini mengambil fokus pada bidang geografi, arkeologi, dan natural science, mendorong upaya konservasi alam dan sejarah, serta mempelajari budaya dan sejarah dunia.

Di Indonesia, seperti di sampaikan diatas, National Geographic mungkin lebih dikenal sebagai merek dagang sebuah majalah cetak dan online serta jaringan televisi, dan memang demikianlah kenyataannya. Setahu saya, National Geographic Indonesia pada saat ini berada di bawah manajemen yang sama dengan koran Koran Kompas. NGI memiliki karyawan tetap yang bertugas membuat liputan tertentu, berbeda dengan NG internasional yang menggunakan jasa expert yang terikat untuk satu program.

Suatu hari pada tahun 2013 saya pernah mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh NGI di Jakarta, kesertaan saya dalam acara tersebut sudah saya ceritakan disini. Kegiatan itu berlangsung sebagai rangkaian dari peringatan 125 tahun National Geographic Society. Dalam rangkaian kegiatan tersebut saya mendapatkan cerita dan pengalaman yang bagi saya sangat berkesan, terutama tentu saja tentang petualangan, fotografi dan penulisan.

Menurut saya di situlah kekuatan utama dari NGM. Pengalaman tersebut membuat saya semakin bersemangat untuk lebih banyak melakukan petualangan walaupun pada kelanjutannya perjalanan yang saya lakukan tidak meningkat secara signifikan. Saya juga menjadi semakin bersemangat untuk melatih skill fotografi serta kemampuan menulis artikel.

Satu hal yang baru belakangan saya sadari tentang diri sendiri adalah saya sangat menggemari film dokumenter tentang natural science. Mungkin karena itu saya sangat menggemari film-film yang dibuat oleh NG. Ada satu kesan luar biasa yang bisa saya tangkap dari video yang mereka buat, yaitu komitmen dan kesungguhan. Seperti video tentang Bird of Paradise yang dibuat oleh Tim Laman dan Ed Scholes. Delapan tahun umur mereka dihabiskan untuk mempelajari kelompok burung terindah di dunia, hingga 39 spesies burung yang luar biasa berhasil mereka dokumentasikan.

Jauh di pedalaman papua dan di pulau-pulau kecil di Pasifik mereka kunjungi  untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang akan mereka bagikan kepada dunia. Semangat dan komitmen seperti itulah yang mungkin masih kurang dimiliki sebagian petualang di Indonesia. Walaupun mereka memang di dukung dengan pendanaan yang besar, bukan berarti kita tidak bisa melakukan seperti yang mereka lakukan.

Kita pasti bisa. Dengan keyakinan itu saya mengajak temn-teman saya untuk melakukan sesuatu dengan tujuan yang sama dengan NGS, semoga bisa terkabul, Aamiin.

Comments

Popular posts from this blog

Tomistoma Survey: Menyusuri Kapuas dan Leboyan

Danau Sentarum, adalah salah satu taman nasional Indonesia yang berlokasi di daerah perhuluan Sungai Kapuas, sungai terpanjang di Indonesia. Pertama kali saya melihat secara langsung salah satu danau terunik di dunia ini sekitar November 2015. Saat melihat secara langsung tersebut, terbersit cita-cita di benak saya untuk mengunjunginya. Allah Sang Maha Pendengar mengabulkan cita-cita saya tersebut, tidak berapa lama selang dari terbang di atas danau, saya berkesempatan membelah air danau sentarum dari atas speedboat bertenaga 30 pk. Berikut adalah cerita perjalanan tersebut. Pemandangan Danau Sentarum dari Bukit Tekenang Perjalanan dimulai dari Pontianak dengan anggota terdiri dari Imanul Huda, Hari Prayogo dan Janiarto Paradise. Kami berkumpul di pool Damri Pontianak. Seperti jadwal biasanya, bus berangkat pada pukul 19.00 menuju Sintang. Perjalanan malam hanya menyajikan pemandangan gelapnya tepian jalan yang hanya kadang-kadang berhias lampu rumah masyarakat. Sisanya hanya sem...

Kesegaran Kecombrang di Heart of Borneo

Jauh dari arus kendaraan yang mengental di banyak titik, hiruk pikuk pasar laksana sarang lebah. Salah satu wilayah kerja saya berada di kawasan jantung Kalimantan, atau sering disebut sebagai Heart of Borneo. Seperti pada kegiatan-kegiatan sebelumnya di desa Tanjung, pagi kami disambut pemandangan bentangan Bukit Belang yang kadang bersih dan kadang berhias kabut putih.  Sarapan pagi bukan hal yang umum di desa Tanjung, namun berhubung ada tamu, empunya rumah memasak pagi-pagi untuk menghibur kami. Sebenarnya saya sendiri merasa sungkan, tapi lebih baik sungkan daripada sakit, kan? Disamping nasi dan lauknya, pagi itu perhatian saya tersita oleh sayuran berwarna merah mirip bunga yang dicincan. Ternyata sayur yang saya lihat itu memang bunga yang dicincang bersama tangkai tanamannya. Setelah menanyakan dan tahu nama tanamannya, saya langsung mencobanya. Pada kunyahan pertama, saya langsung menyukai sayuran tersebut. Antara pedas, segar dan wangi. Rasa yang membuat saya ketagihan...

Mie Ayam Keraton, Kemang

Saya sudah beberapa kali dengar tentang Kemang sebagai pusat kuliner Jakarta, hal ini langsung saya buktikan sendiri saat pertama kali datang ke Kemang. Kunjungan pertama saya adalah ke restoran Locarasa yang menyajikan resep-resep makanan bule dengan cita rasa Indonesia. Tapi kali ini saya tidak membahas tentang Lokarasa, kali ini saya ingin berbagi tentang kuliner kaki lima di sekitar kemang. Kuliner ini berada di pertigaaan jalan tidak jauh dari Favehotel Kemang (sekitar 25 meter). Di pojok kuliner ini terdapat beberapa gerobak makanan yang beranekaragam, ada yang menjual martabak manis, warteg, jus buah, kopi, dan mie ayam. Sebagai penggemar masakan mie, saya tergoda untuk merasai mie ayam di pojok kuliner kemang tersebut. Mie ayam keraton, demikian tag line yang tertulis di bagian depan gerobak tersebut. Nama yang menjanjikan, mungkin abang penjualnya punya resep mie ayam dari keraton. Setelah memesan, tidak butuh waktu lama bagi mas penjualnya untuk menghadirkan mie ayam kerat...