Dunia fisika mengenalnya sebagai fluida yang dapat mengalir. Dunia kimia mengenal air sebagai senyawa dengan 2 atom Hidrogen dan 1 atom Oksigen yang terikat oleh ikatan Hidrogen. Dunia Biologi mengenal air sebagai sumber kehidupan, materi paling penting bagi adanya kehidupan di planet ini.
Ahli geografi pasti tahu 70% permukaan bumi ditutupi oleh lapisan air. Seorang teknisi listrik seharusnya tahu dengan energi potensialnya air dapat menggerakkan dinamo yang dapat menghasilkan listrik. Petani selalu berpikir bagaimana menyampaikan air kepada tanaman-tanamannya, sejak manusia mengenal bercocok tanam. Air adalah cinta seorang nelayan, seorang teknik hidrologi, seorang oceanografer.
Zen berkata, orang yang berada di pinggir danau tahu tentang air namun berbeda dengan orang yang sudah berenang di danau tersebut, dan orang yang sudah berenang di danau berbeda pengetahuannya tentang air dengan orang yang sudah pernah menyelam.
Ada seorang penulis menulis buku tentang air, seorang pemahat memahat air beku menjadi patung. Seorang pelayan cafe membuat teh, kopi, susu menggunakan air yang dipanaskannya.
Apa yang manusia dapat dari air?
Kenapa manusia pergi ke pantai? Apakah hanya untuk melihat bak penampungan air yang mereka namakan samudra? Kenapa manusia pergi ke gunung dan melihat air terjun yang sebenarnya hanya air yang jatuh karena gravitasi?
Tidak cukup sebuah buku untuk menggambarkan tentang makhluk-Nya yang satu ini. Tidak cukup hidup manusia untuk menggambarkan sandiwara yang dimainkan olehnya. Dia menghidupkan bumi ini dengan menurunkan air, dan Dia dengan mudahnya dapat mematikan bumi ini dengan mengangkatnya.
Iqra'- Bacalah.
Bacalah air. Senantiasa bergerak dari atas ke bawah, senantisa mengisi ruang-ruang kosong yang terjamah olehnya. Senantiasa mengikuti takdir yang digariskan untuknya, tapi tau kemana dia harus mengalir. Membiarkan dirinya terbakar sinar surya, namun Dia memuliakannya setelah dia terbakar dan mengangkatnya ke angkasa.
Butir-butir air itu sadar mereka tidak selamanya berada di sana, Dia mengutus angin untuk membawa air dan menghidupkan bagian bumi yang sedang mengunggunya. Air pasrah untuk jatuh kembali, di dinginnya puncak gunung, di keringnya tanah berdebu, di kerasnya beton perkotaan, di atap-atap rumah manusia, di sungai-sungai yang membusuk, dimana saja takdir dari sisi-Nya mengutusnya.
Diam adalah kesia-siaan baginya. Terjebak dalam botol-botol plastik menjauhkan mereka dari manfaat, hingga manusia mengambilnya dari etalase toko. Genangannya di jalan-jalan, di tanah yang keras, diselokan-selokan, menjadikan dia buruk.
Pada hakikatnya, dia harus terus bergerak untuk bermanfaat.
Ahli geografi pasti tahu 70% permukaan bumi ditutupi oleh lapisan air. Seorang teknisi listrik seharusnya tahu dengan energi potensialnya air dapat menggerakkan dinamo yang dapat menghasilkan listrik. Petani selalu berpikir bagaimana menyampaikan air kepada tanaman-tanamannya, sejak manusia mengenal bercocok tanam. Air adalah cinta seorang nelayan, seorang teknik hidrologi, seorang oceanografer.
Zen berkata, orang yang berada di pinggir danau tahu tentang air namun berbeda dengan orang yang sudah berenang di danau tersebut, dan orang yang sudah berenang di danau berbeda pengetahuannya tentang air dengan orang yang sudah pernah menyelam.
Ada seorang penulis menulis buku tentang air, seorang pemahat memahat air beku menjadi patung. Seorang pelayan cafe membuat teh, kopi, susu menggunakan air yang dipanaskannya.
Apa yang manusia dapat dari air?
Kenapa manusia pergi ke pantai? Apakah hanya untuk melihat bak penampungan air yang mereka namakan samudra? Kenapa manusia pergi ke gunung dan melihat air terjun yang sebenarnya hanya air yang jatuh karena gravitasi?
Tidak cukup sebuah buku untuk menggambarkan tentang makhluk-Nya yang satu ini. Tidak cukup hidup manusia untuk menggambarkan sandiwara yang dimainkan olehnya. Dia menghidupkan bumi ini dengan menurunkan air, dan Dia dengan mudahnya dapat mematikan bumi ini dengan mengangkatnya.
Iqra'- Bacalah.
Bacalah air. Senantiasa bergerak dari atas ke bawah, senantisa mengisi ruang-ruang kosong yang terjamah olehnya. Senantiasa mengikuti takdir yang digariskan untuknya, tapi tau kemana dia harus mengalir. Membiarkan dirinya terbakar sinar surya, namun Dia memuliakannya setelah dia terbakar dan mengangkatnya ke angkasa.
Butir-butir air itu sadar mereka tidak selamanya berada di sana, Dia mengutus angin untuk membawa air dan menghidupkan bagian bumi yang sedang mengunggunya. Air pasrah untuk jatuh kembali, di dinginnya puncak gunung, di keringnya tanah berdebu, di kerasnya beton perkotaan, di atap-atap rumah manusia, di sungai-sungai yang membusuk, dimana saja takdir dari sisi-Nya mengutusnya.
Diam adalah kesia-siaan baginya. Terjebak dalam botol-botol plastik menjauhkan mereka dari manfaat, hingga manusia mengambilnya dari etalase toko. Genangannya di jalan-jalan, di tanah yang keras, diselokan-selokan, menjadikan dia buruk.
Pada hakikatnya, dia harus terus bergerak untuk bermanfaat.
sukaaa
ReplyDeletesayang yang sukaaa... :D
ReplyDelete^_^
ReplyDelete