Skip to main content

Hari Pohon Sedunia, Pohon itu Penting!

Kenapa ada hari pohon? Jawabnya adalah, karena pohon itu penting. Jawaban apa lagi yang bisa lebih memuaskan dari ini, menurut saya. Coba, kenapa ada hari lingkungan hidup, kenapa ada hari bumi, kenapa ada hari air? Tentu saja karena lingkungan hidup itu penting, bumi itu penting, dan air itu penting, apa sih yang tidak  penting??? Karena itu jadilah orang penting, misalnya anda Udin dan anda penting, maka akan ada Hari Udin. Lumayan kan?!

Lalu apa pentingnya pohon bagi kita semua? Tentu ini tidak perlu saya jelaskan, silahkan ketik "pentingnya pohon" di google, anda akan mendapatkan jawaban yang sangat memuaskan. Jika kurang puas, silahkan kuliah di jurusan biologi atau kehutanan.

Nah, yang ingin saya sampaikan disini adalah apakah pentingnya pohon bagi saya. Apakah pentingnya pohon bagi saya penting bagi anda? Mungkin tidak penting, tapi apa salahnya membaca ini, paling  tidak sampai lima menit anda menyelesaikan ini. Hmmm, udah kebanyakan kuah nih.

Pentingnya pohon bagi saya adalah:

Tempat berteduh, 
kalau lagi berjalan kaki siang hari saya selalu berusaha untuk berjalan di bawah pohon, tentu saja agar tidak terbakar sinar matahari, bukan karena takut hitam, tapi takut terbakar. Terbakar biasa saja sih, tidak sampai seperti vampire. Pohon juga bisa jadi peneduh rumah, *rumah yang ada/banyak pohon terasa lebih teduh (*syarat dan ketentuan berlaku).

Sebagai penyegar udara,
CO2 disebut juga sebagai gas rumah kaca karena kemampuannya mengikat panas (dari sinar infrared yang dipancarkan matahari), tumbuhan(dalam cerita ini pohon) dapat merombak CO2 menjadi oksigen (jangan bilang anda tidak tahu). Saat CO2 telah di serap dan diganti dengan O2, maka segarlah udara di sekitar pohon itu.

Refreshing
Siapa yang tidak senang melihat segar dan hijaunya dedaunan di pohon. Kata ilmuan, warna hijau dari pepohonan dapat mengurangi tingkat stress manusia. Saya sendiri tidak memerlukan hasil penelitian tersebut, karena saya sendiri merasakannya. Saya yakin anda juga, dan kita semua juga.

Buah-buahan
Sebenarnya inilah alasan utama jika saya menanam pohon, jarang saya menanam pohon jika tidak menghasilkan buah. Karena saya bukan orang HTI, wajarlah kalau saya lebih suka menanam pohon buah. Tapi bukan berarti saya tidak mau, kalau ada yang ngajak penghijauan in sya Allah *saya mau ikut kok. Hanya saja saya biasanya menanam di halaman rumah, jadi yang paling cocok untuk saya adalah pohon buah.

Tentu saja masih banyak manfaat lain dari pohon, tapi harus kita tinjau lagi dari sudut mana kita memandang. Bisa dari sudut pandang ekosistem (ekologi), ekonomi, atau sosial-budaya. Kalau ditanya apa saja manfaat pohon tanpa memperhatikan sudut pandang, akan banyak sekali manfaat pohon. Kalau sudut pandang saya, ya seperti diatas. Kalau mau dipanjangin kasian yang membaca, kasian juga sama saya yang nulisnya, hehehe.

Comments

  1. :D
    selamat hari pohooon! baru tau deh... tanggal berapa tepatnya hari pohon tu da?

    ReplyDelete
  2. udah tahu kan din, tanggal 21 kemaren, hehe... selamat hari pohon, setiap hari adalah hari pohon

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Horor Kampus IPB Baranangsiang

Kota Bogor memiliki banyak objek wisata yang menarik, salah satunya adalah bangunan kampus IPB Dramaga yang berada di tengah-tengah kota bogor, seberang jalan Kebun Raya Bogor. Sebagian area kampus ini sekarang telah menjadi bangunan yang kita kenal sebagai Mall Botani Square, Alhamdulillah pemerintah kota Bogor bersama pejabat-pejabat di Institut Pertanian Bogor telah menetapkan bangunan Kampus IPB Baranangsiang tersebut sebagai sebuah situs cagar budaya. Kampus IPB Baranangsiang tampak depan Sebagai salah satu bangunan tertua di kota Bogor, kampus IPB Baranangsiang memiliki banyak kisah Urban Legend. Beberapa yang paling terkenal adalah kisah tentang dosen misterius dan elevator tua. Kisah tentang dosen misterius saya dengar dari salah satu teman  sekelas saya di Pascasarjana ARL, beliau mendapatkan cerita itu dari seorang kakak tingkatnya. Jadi saya juga tidak mendapatkan langsung dari yang mengalaminya sendiri. Menurut cerita teman saya tersebut, pada suatu malam (kuliah

Tips Submit Artikel di Vivalog agar di Approve

Sudah bebeberapa artikel saya submit di vivalog , sudah beberapa kali malah, tapi tidak satu pun yang masuk dan di publish di sana. Rasanya agak frustasi juga (yang ringan saja), karena agak bertanya-tanya apa yang salah dari artikel saya. Saya pun mencari-cari apa yang salah dengan artikel yang saya submit di beberapa blog melalui google. Akhirnya karena tidak juga menemukan jawaban yang memuaskan saya melepas i-frame dari vivalog karena merasa ada ketidakadilan. Sementara saya memasang frame di blog saya, vivalog tidak menerima satupun artikel yang saya submit. Kemarin, saya mencoba kembali submit artikel di vivalog , Alhamdulillah, saya sangat bersyukur ternyata kali kemarin artikel saya bisa di approve dan di publish di vivalog. Bahkan langsung menjadi salah satu artikel populer, dan seperti penjelasan di banyak blog lainnya, visitor saya langsung meroket hingga sepuluh kali lipat. Rasanya jadi terbayar sekali saya membuat atau menyadur artikel di blog saya . Saya kemu

Serakalan - Budaya Masyarakat Melayu Sambas

Bagi masyarakat Sambas, Serakalan adalah kata yang sangat familiar. Serakalan adalah salah satu bagian dari kebudayaan masyarakat Sambas, namun juga dikenal oleh beberapa masyarakat Islam lain di Indonesia. Kebudayaan ini masuk bersamaan dengan kedatangan Islam ke Indonesia. Beberapa waktu yang lalu dalam kunjungan saya ke Sambas sempat mengikuti acara Serakalan yang dilakukan di rumah salah satu keluarga jauh. Berada di tengah-tengah acara Serakalan tersebut benar-benar pengalaman baru bagi saya. Bersyukur juga budaya melayu ini masih dipertahankan masyarakat Sambas. Pada awalnya Serakalan merupakan wujud ekspresi ta’dzim yang berhubungan dengan peristiwa kedatangan Rasulullah hijrah di Madinah. Serakalan berisi syair-syair Pujian kepada Allah dan Rasul-Nya. Dalam istilah lain, ritual ini dapat pula disebut dengan Marhabanan atau “debaan” (Maulid Ad-Diba’iy). Pembaca Serekalan - Sambas Serakalan telah berkembang dikalangan masyarakat Sambas dan dikemas sedemikian rupa sehingga