Skip to main content

Warm Bodies, Bagaimana zombie memandang dunia?

"Badan yang hangat", kesan apa yang kamu dapatkan saat membaca kata-kata tersebut? Apakah ada kesan lucu? Atau seram? atau tentang sakit? Kalau saya sendiri, kesan yang saya dapat adalah kesan aneh. Kenapa aneh? Karena kalau namanya badan ya pasti hangat, yang dingin itu mayat.

Tapi bagi penggemar film, mungkin tahu pasti ini adalah judul sebuah film. Saya sendiri tahu dari teman hidup saya yang tinggal serumah dengan saya, kalau Warm Bodies adalah sebuah judul film. Namun seperti saya ceritakan tadi, aneh. Sekali lagi, kenapa aneh? Karena film itu adalah cerita tentang zombie, tetapi judulnya malah Warm Bodies, tidakkah itu aneh?

Oke, karena malam ini rasanya sudah tidak ada lagi film bioskop yang kami tonton di rumah, maka saya putuskan untuk menontonnya. Beberapa bulan yang lalu saya sudah sempat menonton bagian awalnya, dan jalan ceritanya sangat menggelitik hati. Namun karena sesuatu dan lain hal yang harus saya kerjakan, maka film tersebut tidak selesai saya tonton. Namun ada kesan lain yang membuat saya salut dengan film ini, selain kesan aneh tentunya, yaitu kreatifitas dari pembuat film.

Kenapa kreatif? Karena, sejak pertama kali saya menonton film yang bercerita tentang zombie, perspektif cerita selalu diambil dari sisi manusia. Saya yakin Anda juga begitu, Kan? Dan, film ini mengambil perspektif yang menurut saya sangat berani dan unik, yaitu dari pihak Zombie, pernahkah anda berpikir demikian? Pernahkah Anda berpikir apakah yang dipikirkan oleh zombie dalam film-film yang kita tonton? Saya yakin tidak, karena kita semua sepakat bahwa zombie adalah mayat hidup tanpa pikiran. Hal inilah yang menjadikan film ini unik.

Pemilihan Nicholas Hault sebagai si R seperti sangat tepat, ekspresinya sungguh menggigit. Mungkin jauh lebih baik daripada perannya dalam Jack The Giant Slayer, walaupun sebenarnya menurut saya, yang membuat film tentang raksasa itu agak buruk adalah jalan cerita yang sangat kurang menarik (ini sangat relatif, dan ini adalah perspektif saya).

Kembali ke R si Badan Hangat, alur cerita film ini cukup ringan dengan selingan-selingan humor yang menggelitik (tidak sampai terbahak-bahak). Ekspresi-ekspresi zombie yang kosong sangat menghibur, jadi kalau anda melihat seseorang atau teman Anda bengong dengan pandangan kosong, waspadalah!

Oke, sedikit review, awal cerita dari film ini adalah pikiran seorang zombie yang berinisial R. Terasa cukup Awkward... Zombie bisa berpikir? Oke, saya lanjutkan menonton. Selanjutnya, dimulailah jalan cerita yang sesungguhnya. Si R memakan otak manusia yang kemudian dia mendapatkan memori dari otak yang dimakannya tersebut.
Baca juga:
Review Spider-Man: Homecoming
Memori tersebut membuatnya merasa lebih hidup. Dari memori tersebut dia ketagihan dan merasakan sesuatu yang lain terhadap pacar dari pemilik otak yang dimakannya tadi (walaupun sebenarnya sebelum memakan otak tersebut dia sudah terkesima dengan gadis yang kurang beruntung tersebut). R mendapatkan insting untuk melindungi pacar dari korbannya tadi dari zombie-zombie lain yang lapar.

Apa yang terjadi selanjutnya sungguh diluar pakem zombie yang pernah saya tonton dan semakin menarik. Saya tidak akan menceritakan cerita selanjutnya, karena anda dapat menontonnya sendiri. Menurut saya film ini sangat recommended, selain scene-scene yang menjijikkan, film ini memiliki sense of humor yang sangat menghibur, serta ada kesan romantis yang juga lucu.

Comments

  1. Duh bang, var ndak bise ngomong ape-ape lagi dah kalo abang ngomongkan film ini. Selain karena ceritanya memang bagus dan kreatif seperti kata abang, dan juga "Abang Nicho" maen di film ini huhuyyy \(^,^)/ ~~(^,^)~~ _/(^,^)\_
    Saran: Tonton juga yg Jack Giant Slayer Bang (kalo belum) hehehe^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. kok manggil abang sih? mbak varla kan lebih senior.... :D
      btw, saya udah nonton film jacknya, biasa aja... :P

      Delete
  2. soalny kalo ndak manggil Abang nanti var kena ospek, abg kan super duper kritis :P :P :P
    Bang, ndak ade yg biase kalo ade Nicholas Hoult di dalamnye>>>menurut var (^____^)v
    wkwkwkwkwkwk :D

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Tomistoma Survey: Menyusuri Kapuas dan Leboyan

Danau Sentarum, adalah salah satu taman nasional Indonesia yang berlokasi di daerah perhuluan Sungai Kapuas, sungai terpanjang di Indonesia. Pertama kali saya melihat secara langsung salah satu danau terunik di dunia ini sekitar November 2015. Saat melihat secara langsung tersebut, terbersit cita-cita di benak saya untuk mengunjunginya. Allah Sang Maha Pendengar mengabulkan cita-cita saya tersebut, tidak berapa lama selang dari terbang di atas danau, saya berkesempatan membelah air danau sentarum dari atas speedboat bertenaga 30 pk. Berikut adalah cerita perjalanan tersebut. Pemandangan Danau Sentarum dari Bukit Tekenang Perjalanan dimulai dari Pontianak dengan anggota terdiri dari Imanul Huda, Hari Prayogo dan Janiarto Paradise. Kami berkumpul di pool Damri Pontianak. Seperti jadwal biasanya, bus berangkat pada pukul 19.00 menuju Sintang. Perjalanan malam hanya menyajikan pemandangan gelapnya tepian jalan yang hanya kadang-kadang berhias lampu rumah masyarakat. Sisanya hanya sem...

Mie Ayam Keraton, Kemang

Saya sudah beberapa kali dengar tentang Kemang sebagai pusat kuliner Jakarta, hal ini langsung saya buktikan sendiri saat pertama kali datang ke Kemang. Kunjungan pertama saya adalah ke restoran Locarasa yang menyajikan resep-resep makanan bule dengan cita rasa Indonesia. Tapi kali ini saya tidak membahas tentang Lokarasa, kali ini saya ingin berbagi tentang kuliner kaki lima di sekitar kemang. Kuliner ini berada di pertigaaan jalan tidak jauh dari Favehotel Kemang (sekitar 25 meter). Di pojok kuliner ini terdapat beberapa gerobak makanan yang beranekaragam, ada yang menjual martabak manis, warteg, jus buah, kopi, dan mie ayam. Sebagai penggemar masakan mie, saya tergoda untuk merasai mie ayam di pojok kuliner kemang tersebut. Mie ayam keraton, demikian tag line yang tertulis di bagian depan gerobak tersebut. Nama yang menjanjikan, mungkin abang penjualnya punya resep mie ayam dari keraton. Setelah memesan, tidak butuh waktu lama bagi mas penjualnya untuk menghadirkan mie ayam kerat...

Long House of Dipanimpan Bolong Nanga Nyabau, Heart of Borneo

The Nanga Nyabau Village Nanga Nyabau is one of the villages in Kapuas Hulu Regency, precisely in Embaloh Hulu district. It does’nt take a long time to visit this village from Putussibau*. Nanga Nyabau can be achieved in about 1 hour road trip. I have been to this village several times, but not with special intentions for traveling or backpacking. My arrival to this village was only to take my co-workers in the village of Nanga Lauk. Why go to Nanga Nyabau village? Its because the most plausible path to the village of Nanga Lauk is the river route starting from Nanga Nyabau downstream of the Palin River. After several visits, I learned that Nanga Nyabau Village has a betang house (long house) that has been designated as a cultural heritage object. While waiting for the boat pickup from Nanga Lauk, we visited the betang house in Nanga Lauk village on the advice of Rio. From where the car was parked, me, the nicke, elin, and aloy, walked across the suspension bridge that are very com...