Skip to main content

Keliling Yogyakarta: Kampung Kauman

Delman di Jalan Malioboro, Yogyakarta
Yogyakarta, adalah salah satu daerah istimewa di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kenapa menjadi daerah istimewa? Karena sistem pemerintahannya masih menggunakan sistem kerajaan/kesultananan dimana Sultan Yogya adalah pemimpin tertinggi di daerah tersebut. Ringkasnya, posisi gubernur adalah hak dari sultan. Oke, mungkin semua orang sudah tahu ini, tapi barangkali masih ada yang belum tahu kan.

Provinsi Yogyakarta ibukota di kota Yogyakarta yang dikenal sebagai kota pendidikan karena banyaknya perguruan tinggi dan mahasiswa di kota tersebut. Selain kota pendidikan, kota Yogya juga dikenal sebagai kota wisata. Yogya memang memiliki banyak objek wisata, objek-objek wisata tersebut tersebar dari dalam kota Yogya hingga wilayah yang cukup jauh.

Beruntung rasanya, saya sempat mengunjungi kota yang juga terkenal dengan angkringan-nya ini. Dalam salah satu praktikum lapangan kuliah saya, saya dan teman-teman saya mengunjungi kota Yogya. Masing-masing dari kami mendapat objek-onbjek wisata yang berbeda untuk dibahas dalam tugas, tapi kami berangkat bersama-sama menuju semua objek yang sudah direncanakan. Disini saya ingin bercerita tentang perjalan kami yang menurut saya seru, sangat seru. Begini ceritanya.

Malam, kami berangkat dari Bogor menggunakan PO Pahala Kencana. Sampai di Yogya sekitar pukul setengah enam, setelah shalat subuh di salah satu masjid yang saya lupa namanya, rombongan menyambung perjalanan menggunakan angkutan umum. Tujuan kami adalah penginapan yang ada di jalan Malioboro yang sebelumnya sudah di booking oleh salah satu teman kami.

Sampai di penginapan, kami hanya numpang menitipkan barang-barang bawaan kami. Setelah mengemaskan barang dan bersiap-siap, rombongan langsung keluar dan menuju lokasi pertama untuk hari ini, yaitu Kampung Kauman.

Jalan Malioboro

Jalan Pagi di Malioboro
Jalan Malioboro pagi itu tidak terlalu ramai, mobil dan motor bisa melintas dengan kecepatan yang relatif tinggi. Jalan paling terkenal di Indonesia ini (menurut saya) relatif tertata dengan baik dan rapi, banyak tanaman peneduh dan sangat ramah pejalan kaki. Wajar kalau kota Yogya menjadi salah satu kota tujuan backpacker di Indonesia.

Ada yang menarik bagi saya dipinggiran jalan Malioboro ini, yaitu pergola-pergola yang hijau oleh tanaman merambat. Bagi saya, pergola itu merupakan salah satu bukti kesadaran pemerintah kota Yogya akan pentingnya tanaman di perkotaan.

Kampung Kauman

Setelah beberapa menit berjalan, kami sampai di ujung jalan Malioboro terus belok kekanan. Sampailah kami di Kampung Kauman. Suasana perkampungan bergaya tempo dulu yang tenang dan bersahabat sangat terasa di kawasan ini. Rumah-rumah kayu dengan warna gelap mendominasi dan menghadirkan nuanasa kesejukan. Walaupun rumah-rumah berderet rapat, tetap ada tanaman yang menghiasi jalan-jalan di dalam kampung kauman. Kampung ini memiliki sejarah yang sangat erat dengan penyebaran agama Islam di Yogya. Di kampung inilah KH. Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah, salah satu organisasi kemasyarakatan Islam terbesar di Indonesia.

Dikampung ini kami sempat bertemu dengan seorang lelaki lansia yang duduk-duduk di salah satu jalan. Beliau terus bercerita yang saya sendiri kurang bisa menangkap ceritanya, tapi dia sangat antusias sekali bercerita. Yang membuat saya cukup terpana adalah kemampuang bahasa inggrisnya yang sangat fasih (soalnya saya sendiri terbatako-batako kalau ngomong inggris-inggris).

Landmark dari kampung Kauman adalah Masjid Agung. Masjid bergaya arsitektur jawa rancangan Tumenggung Wiryakusuma ini didirikan 16 tahun setelah berdirinya keraton Yogyakarta. Luas keseluruhan area masjid Agung adalah 13.000 m2. Bangunan masjid terdiri dari bagian inti, serambi dan halaman.
Rombongan kami tidak terlalu lama di kawasan Masjid Agung Kampung Kauman, karena kami harus segera menuju ke tempat lainnya, yaitu Keraton Kesultanan Yogya Hadiningrat.

Peta Kampung Kauman Yogyakarta

Comments

Popular posts from this blog

Horor Kampus IPB Baranangsiang

Kota Bogor memiliki banyak objek wisata yang menarik, salah satunya adalah bangunan kampus IPB Dramaga yang berada di tengah-tengah kota bogor, seberang jalan Kebun Raya Bogor. Sebagian area kampus ini sekarang telah menjadi bangunan yang kita kenal sebagai Mall Botani Square, Alhamdulillah pemerintah kota Bogor bersama pejabat-pejabat di Institut Pertanian Bogor telah menetapkan bangunan Kampus IPB Baranangsiang tersebut sebagai sebuah situs cagar budaya. Kampus IPB Baranangsiang tampak depan Sebagai salah satu bangunan tertua di kota Bogor, kampus IPB Baranangsiang memiliki banyak kisah Urban Legend. Beberapa yang paling terkenal adalah kisah tentang dosen misterius dan elevator tua. Kisah tentang dosen misterius saya dengar dari salah satu teman  sekelas saya di Pascasarjana ARL, beliau mendapatkan cerita itu dari seorang kakak tingkatnya. Jadi saya juga tidak mendapatkan langsung dari yang mengalaminya sendiri. Menurut cerita teman saya tersebut, pada suatu malam (kuliah

Tips Submit Artikel di Vivalog agar di Approve

Sudah bebeberapa artikel saya submit di vivalog , sudah beberapa kali malah, tapi tidak satu pun yang masuk dan di publish di sana. Rasanya agak frustasi juga (yang ringan saja), karena agak bertanya-tanya apa yang salah dari artikel saya. Saya pun mencari-cari apa yang salah dengan artikel yang saya submit di beberapa blog melalui google. Akhirnya karena tidak juga menemukan jawaban yang memuaskan saya melepas i-frame dari vivalog karena merasa ada ketidakadilan. Sementara saya memasang frame di blog saya, vivalog tidak menerima satupun artikel yang saya submit. Kemarin, saya mencoba kembali submit artikel di vivalog , Alhamdulillah, saya sangat bersyukur ternyata kali kemarin artikel saya bisa di approve dan di publish di vivalog. Bahkan langsung menjadi salah satu artikel populer, dan seperti penjelasan di banyak blog lainnya, visitor saya langsung meroket hingga sepuluh kali lipat. Rasanya jadi terbayar sekali saya membuat atau menyadur artikel di blog saya . Saya kemu

Serakalan - Budaya Masyarakat Melayu Sambas

Bagi masyarakat Sambas, Serakalan adalah kata yang sangat familiar. Serakalan adalah salah satu bagian dari kebudayaan masyarakat Sambas, namun juga dikenal oleh beberapa masyarakat Islam lain di Indonesia. Kebudayaan ini masuk bersamaan dengan kedatangan Islam ke Indonesia. Beberapa waktu yang lalu dalam kunjungan saya ke Sambas sempat mengikuti acara Serakalan yang dilakukan di rumah salah satu keluarga jauh. Berada di tengah-tengah acara Serakalan tersebut benar-benar pengalaman baru bagi saya. Bersyukur juga budaya melayu ini masih dipertahankan masyarakat Sambas. Pada awalnya Serakalan merupakan wujud ekspresi ta’dzim yang berhubungan dengan peristiwa kedatangan Rasulullah hijrah di Madinah. Serakalan berisi syair-syair Pujian kepada Allah dan Rasul-Nya. Dalam istilah lain, ritual ini dapat pula disebut dengan Marhabanan atau “debaan” (Maulid Ad-Diba’iy). Pembaca Serekalan - Sambas Serakalan telah berkembang dikalangan masyarakat Sambas dan dikemas sedemikian rupa sehingga