Skip to main content

Tentang Pengamatan Burung atau Bird Watching

Ada banyak sekali kegiatan menarik yang bisa kita lakukan di alam bebas, salah satu yang paling menarik adalah Pengamatan Burung atau Bird Watching, atau dikenal juga sebagai Birding. Orang yang melakukan pengamatan burung disebut sebagai Birders. Kegiatan ini termasuk aktifitas rekreasi yang mencakup kegiatan pengamatan burung liar dalam habitat aslinya.

Siapa saja yang bisa menjadi Birders atau pengamat burung? 

Siapa saja bisa menjadi pengamat burung, siswa sekolah, mahasiswa, orang umum, dan siapa saja yang memiliki pengetahuan dalam bidang Ornitologi atau Ilmu Burung. Ada banyak alasan kenapa banyak orang mau menjadi seorang pengamat burung, namun umumnya yang menjadi alasan utama mereka adalah mereka  hanya menikmati kesempatan mereka berada di alam bebas, lebih dekat dengan alam dan mempelajarinya, dan menghabiskan waktu bersama orang-orang yang memiliki ketertarikan yang sama dengan mereka.

Burung Air di Danau Situ Leutik IPB Dramaga
Sudah sejak lama sekali burung dipelajari oleh manusia, hal ini berhubungan dengan sifat ingin tahu manusia dan usaha mereka untuk mendapatkan pengetahuan dan pemahaman tentang alam ini. Pada masa lalu, burung-burung ditembak dan dijadikan awetan untuk keperluan identifikasi oleh para ahli Ornitologi, sekarang pengamat burung modern hanya menggunakan foto dan gambar untuk kebutuhan identifikasi dalam pegamatan burung.

Dalam sebuah kegiatan pengamatan burung, birders biasanya membawa teropong pengataman burung dan pemandu untuk menunjukkan tempat yang baik untuk birding dan membantu mengidentifikasi burung yang diamati. Walaupun seorang birders bisa saja memiliki pengetahuan yang cukup luas tentang burung, seorang pemandu bisa membantu untuk mengkonfirmasi tentang jenis burung yang sedang diamati. Pemandu juga bisa membantu menunjukkan tempat yang kurang familiar atau jarang di akses sehingga birders bisa mendapatkan tempat yang lebih menarik.

Bird Watching di Indonesia

Kegiatan Birding mungkin belum begitu dikenal di Indonesia, padahal sebagai negara megabiodiversitas Indonesia memiliki peluang yang sangat besar untuk pengembangan Bird Watching sebagai kegiatan wisata. Wilayah Indonesia yang memiliki sekitar 1.700-an jenis burung dengan 446 spesies diantaranya adalah endemik, adalah sebuah surga bagi para penggila aktifitas bird watching.

Jika anda tertarik dengan kegiatan ini, ada banyak sekali tempat di Indonesia yang bisa anda kunjungi. Bahkan jika halaman rumah anda memiliki cukup banyak pohon, anda bisa memulai hobi ini dari halaman rumah anda. Jika serius dengan hobi ini, mungkin anda bise menjadi seorang Birding Guide dengan bayaran hingga ratusan ribu rupiah perjamnya.

Comments

Popular posts from this blog

Tomistoma Survey: Menyusuri Kapuas dan Leboyan

Danau Sentarum, adalah salah satu taman nasional Indonesia yang berlokasi di daerah perhuluan Sungai Kapuas, sungai terpanjang di Indonesia. Pertama kali saya melihat secara langsung salah satu danau terunik di dunia ini sekitar November 2015. Saat melihat secara langsung tersebut, terbersit cita-cita di benak saya untuk mengunjunginya. Allah Sang Maha Pendengar mengabulkan cita-cita saya tersebut, tidak berapa lama selang dari terbang di atas danau, saya berkesempatan membelah air danau sentarum dari atas speedboat bertenaga 30 pk. Berikut adalah cerita perjalanan tersebut. Pemandangan Danau Sentarum dari Bukit Tekenang Perjalanan dimulai dari Pontianak dengan anggota terdiri dari Imanul Huda, Hari Prayogo dan Janiarto Paradise. Kami berkumpul di pool Damri Pontianak. Seperti jadwal biasanya, bus berangkat pada pukul 19.00 menuju Sintang. Perjalanan malam hanya menyajikan pemandangan gelapnya tepian jalan yang hanya kadang-kadang berhias lampu rumah masyarakat. Sisanya hanya sem...

Long House of Dipanimpan Bolong Nanga Nyabau, Heart of Borneo

The Nanga Nyabau Village Nanga Nyabau is one of the villages in Kapuas Hulu Regency, precisely in Embaloh Hulu district. It does’nt take a long time to visit this village from Putussibau*. Nanga Nyabau can be achieved in about 1 hour road trip. I have been to this village several times, but not with special intentions for traveling or backpacking. My arrival to this village was only to take my co-workers in the village of Nanga Lauk. Why go to Nanga Nyabau village? Its because the most plausible path to the village of Nanga Lauk is the river route starting from Nanga Nyabau downstream of the Palin River. After several visits, I learned that Nanga Nyabau Village has a betang house (long house) that has been designated as a cultural heritage object. While waiting for the boat pickup from Nanga Lauk, we visited the betang house in Nanga Lauk village on the advice of Rio. From where the car was parked, me, the nicke, elin, and aloy, walked across the suspension bridge that are very com...

Mie Ayam Keraton, Kemang

Saya sudah beberapa kali dengar tentang Kemang sebagai pusat kuliner Jakarta, hal ini langsung saya buktikan sendiri saat pertama kali datang ke Kemang. Kunjungan pertama saya adalah ke restoran Locarasa yang menyajikan resep-resep makanan bule dengan cita rasa Indonesia. Tapi kali ini saya tidak membahas tentang Lokarasa, kali ini saya ingin berbagi tentang kuliner kaki lima di sekitar kemang. Kuliner ini berada di pertigaaan jalan tidak jauh dari Favehotel Kemang (sekitar 25 meter). Di pojok kuliner ini terdapat beberapa gerobak makanan yang beranekaragam, ada yang menjual martabak manis, warteg, jus buah, kopi, dan mie ayam. Sebagai penggemar masakan mie, saya tergoda untuk merasai mie ayam di pojok kuliner kemang tersebut. Mie ayam keraton, demikian tag line yang tertulis di bagian depan gerobak tersebut. Nama yang menjanjikan, mungkin abang penjualnya punya resep mie ayam dari keraton. Setelah memesan, tidak butuh waktu lama bagi mas penjualnya untuk menghadirkan mie ayam kerat...