Skip to main content

Jalan-jalan ke Tanjung Bajau, Sinka Zoo dan Rindu Alam

Pada kurun waktu 2004 hingga 2009, hampir setiap tahun saya mengunjungi Pantai Gosong, Pantai Pasir Panjang, hingga tanjung Bajau (ada juga Pantai Batu Belat, tapi hanya sesekali saya mengunjungjunginya). Dalam kurun waktu tersebut, Tanjung Bajau adalah kawasan yang berubah sangat drastis. Jika Anda pernah mengunjungi sebelum dirombak habis seperti sekarang, saya yakin anda setuju kalau Tanjung Bajau memiliki karakter alami yang sangat indah. Sayangnya saya tidak punya dokumentasi dari spot-spot terbaik di kawasan ini.

Dinda dan Bunda di Taman Rindu Alam, Singkawang

Saat ini, sebagian besar kawasan Tanjung Bajau telah mengalami "modernisasi". Berbagai fasilitas dibangun untuk mendukung aktifitas wisatanya, fasilitas tersebut misalnya jalan, mushala, toilet dan kamar mandi dan lain sebagainya. Meskipun kesan alaminya sangat berkurang, berbagai fasilitas yang dibangun telah membuat kawasan wisata ini lebih mudah untuk diakses. Tahun 2013 lalu, saya sempat jalan-jalan kesana. Sudah lama memang, tapi tulisan ini dibuat sebagai pengingat perjalanan tersebut, siapa tahu saya lupa saat sudah renta nanti :). Dan barangkali ada manfaatnya untuk pembaca yang budiman. Jadi bagaimana ceritanya? Begini ceritanya.

Awal rencana kunjungan ke Tanjung Bajau adalah sebuah rencana yang sangat tiba-tiba atau spontan. Malam sebelumnya, saya, istri, ibu dan adik-adik saya berkumpul di kediaman Ibu. Karena sedang berkumpul, tercetuslah ide untuk jalan-jalan bersama. Ide yang sudah lama sebenarnya, namun belum juga terealisasi karena sulitnya untuk kami berkumpul. Masa-masa itu itu saya dan istri masih di Bogor, Dedek (2nd) tinggal di Mempawah, Nopi (3rd) tinggal di Nanga Pinoh Melawi, dan Didi (4th) tinggal di Entikong Sanggau. Karena itu agak sulit untu kami bertemu kecuali pada waktu lebaran.
Malam itu, sebenarnya ada satu orang yang kurang, yaitu Nopi, tapi kalau menunggu benar-benar lengkap kami berempat, rasanya kami tidak akan jadi juga untuk jalan-jalan. Karena itu kami putuskan untuk berangkat besok harinya, tujuannya adalah objek wisata pantai di sekitar Singkawang. Tapi pantai yang mana? We have no idea! Adapun yang akan menjadi anggota tim peralanan ini adalah saya dan dinda, ibu, dedek dan teman dekatnya Dian, Didi dan teman dekatnya Anisa.

Pagi hari sekitar jam 7 kami ber-7 berangkat dari Pontianak, sekira sejam kemudian kami tiba di Mempawah. Di Mempawah kami singgah di warung makan untuk sarapan. Kemudian kami singgah di rumah Dedek untuk mengambil beberapa barang sekalian ke kamar mandi. Perjalanan di lanjutkan dan kami sampai di Singkawang sekira pukul 10.30. Setelah diskusi yang tidak alot, kami putuskan untuk mengunjungi kawasan wisata Tanjung Bajau yang direkomendasikan oleh Dian.

Sampai di gerbang masuk kawasan wisata kami membeli tiket. Sempat terjadi insiden kecil di gerbang ini, karena kami dituduh menyembunyikan seseorang oleh salah satu petugas tiket. Saya sendiri tidak menyadari masalah ini karena saya duduk di belakang, Dinda yang berada di kursi tengah lebih paham dengan masalah ini, seperti yang diceritakan di blognya Momento Dulce, tentang tiketnya juga bisa dibaca disitu.

Meninggalkan gerbang, kami langsung menuju pantai. Karena sudah menjelang tengah hari, panas matahari terasa relatif sangat terik, apalagi kami di kawasan pantai. Kami mencari tempat untuk bersantai menikmati angin laut, lalu terpilihlah satu tempat dimana batu-batu besar berada dan diatasnya ada kanopi pohon yang cukup rindang dan teduh. Disitu saya dinda dan ibu duduk bersantai sementar dedek, didi, dian dan nisa berfoto-foto di bagian pantai yang berpasir. Melihat kondisi pantainya, saya sedikit lega bahwa masih ada pantai yang dibiarkan agak alami walaupun sedikit.

Pantai Berpasir Tanjung Bajau, Singkawang
Nampang di Tepi Pantai Tanjung Bajau
Beberapa menit beristirahat, perlancongan kami lanjutkan dengan berjalan kami. Tujuan pertama kami adalah bangunan ikan hiu raksasa yang ternyata adalah sebuah akuarium, didepan hiu semen rakasasa itu ada sebuah kolam yang belum jadi, airnya masih sedikit. Sebelum masuk ke perut si hiu sement, bergaya-gaya dulu di depan kamera.

Ikan Hiu Tanjung Bajau, Singkawang
Masuk ke dalam perut hiu, penerangannya agak temaram, entah karena belum jadi atau memang seperti itu, nikmati sajalah. Ada cukup banyak jenis ikan yang bisa kita lihat dalam perut hiu. Ikan-ikan tersebut berada dalam aquarium-aquarium berukuran sedang. Ada belut listrik, ikan paku merah dari Brazil, ikan Alligator, ikan patin dsb.
Ikan Aligator, Tanjung Bajau Singkawang

Kami tidak terlalu lama berada di dalam perut si hiu. Taman disekitar hiu menarik juga untuk di nikmati, ada kolam-kolam berisi labi-labi raksasa yang mungkin kepanasan karena kolamnya terbuka dengan kanopi pohon yang sepertinya kurang memadai, dan kolam-kolam lainnya. Selanjutnya, bergaya lagi, atas jembatan yang dibangun di atas kolam dan dibawah pohon-pohon.

Berpose di atas Jembatan
Sepertinya postingan Jalan-jalan k Tanjung Bajau ini terlalu panjang, jadi saya bagi dua saja, cerita selanjutnya saya sambung besok lagi. Lanjutan ceritanya disini.

Comments

Popular posts from this blog

Tomistoma Survey: Menyusuri Kapuas dan Leboyan

Danau Sentarum, adalah salah satu taman nasional Indonesia yang berlokasi di daerah perhuluan Sungai Kapuas, sungai terpanjang di Indonesia. Pertama kali saya melihat secara langsung salah satu danau terunik di dunia ini sekitar November 2015. Saat melihat secara langsung tersebut, terbersit cita-cita di benak saya untuk mengunjunginya. Allah Sang Maha Pendengar mengabulkan cita-cita saya tersebut, tidak berapa lama selang dari terbang di atas danau, saya berkesempatan membelah air danau sentarum dari atas speedboat bertenaga 30 pk. Berikut adalah cerita perjalanan tersebut. Pemandangan Danau Sentarum dari Bukit Tekenang Perjalanan dimulai dari Pontianak dengan anggota terdiri dari Imanul Huda, Hari Prayogo dan Janiarto Paradise. Kami berkumpul di pool Damri Pontianak. Seperti jadwal biasanya, bus berangkat pada pukul 19.00 menuju Sintang. Perjalanan malam hanya menyajikan pemandangan gelapnya tepian jalan yang hanya kadang-kadang berhias lampu rumah masyarakat. Sisanya hanya sem...

Mie Ayam Keraton, Kemang

Saya sudah beberapa kali dengar tentang Kemang sebagai pusat kuliner Jakarta, hal ini langsung saya buktikan sendiri saat pertama kali datang ke Kemang. Kunjungan pertama saya adalah ke restoran Locarasa yang menyajikan resep-resep makanan bule dengan cita rasa Indonesia. Tapi kali ini saya tidak membahas tentang Lokarasa, kali ini saya ingin berbagi tentang kuliner kaki lima di sekitar kemang. Kuliner ini berada di pertigaaan jalan tidak jauh dari Favehotel Kemang (sekitar 25 meter). Di pojok kuliner ini terdapat beberapa gerobak makanan yang beranekaragam, ada yang menjual martabak manis, warteg, jus buah, kopi, dan mie ayam. Sebagai penggemar masakan mie, saya tergoda untuk merasai mie ayam di pojok kuliner kemang tersebut. Mie ayam keraton, demikian tag line yang tertulis di bagian depan gerobak tersebut. Nama yang menjanjikan, mungkin abang penjualnya punya resep mie ayam dari keraton. Setelah memesan, tidak butuh waktu lama bagi mas penjualnya untuk menghadirkan mie ayam kerat...

Kesegaran Kecombrang di Heart of Borneo

Jauh dari arus kendaraan yang mengental di banyak titik, hiruk pikuk pasar laksana sarang lebah. Salah satu wilayah kerja saya berada di kawasan jantung Kalimantan, atau sering disebut sebagai Heart of Borneo. Seperti pada kegiatan-kegiatan sebelumnya di desa Tanjung, pagi kami disambut pemandangan bentangan Bukit Belang yang kadang bersih dan kadang berhias kabut putih.  Sarapan pagi bukan hal yang umum di desa Tanjung, namun berhubung ada tamu, empunya rumah memasak pagi-pagi untuk menghibur kami. Sebenarnya saya sendiri merasa sungkan, tapi lebih baik sungkan daripada sakit, kan? Disamping nasi dan lauknya, pagi itu perhatian saya tersita oleh sayuran berwarna merah mirip bunga yang dicincan. Ternyata sayur yang saya lihat itu memang bunga yang dicincang bersama tangkai tanamannya. Setelah menanyakan dan tahu nama tanamannya, saya langsung mencobanya. Pada kunyahan pertama, saya langsung menyukai sayuran tersebut. Antara pedas, segar dan wangi. Rasa yang membuat saya ketagihan...