Skip to main content

Masjid Al-Irsyad Kota Baru Parahyangan Bandung

Hari sabtu kemarin seharusnya ada satu postingan di blog ini, tapi karena masih kelelahan dengan jalan-jalan ke Bandung hari kamis lalu, jadilah postingan blog ini absen. Lebay sekali ya, udah dua hari masih kecapaian? Sebenarnya udah nggak kecapaian, tapi malam sabtunya saya nggak tidur sampai jam 6 pagi. Bukannya nulis, malah mbaca cerita di kaskus, karena ceritanya memang bikin penasaran sekali. Oke, lupakan kaskus, saya ingin sharing tentang perjalanan ke bandung kamis lalu itu. Perjalanan tersebut dilakukan dalam rangka menghadiri acara pernikahan salah satu teman kami. Pulangnya, kami singgah di Masjid Al-Irsyad Kota Baru Parahyangan. Singgahnya saya ke masjid Al Irsyad Bandung ini adalah yang kedua kali, pertama kali saya mengunjungi masjid ini pada tahun 2012 saat pulang dari jalan-jalan ke Kampung Naga di Tasikmalaya.

Masjid Al Irsyad mulai dibangun pada tahun 2009 dan selesai serta diresmikan pada tahun 2010. Berbeda dengan masjid-masjid lain pada umumnya, masjid Al Irsyad berbentuk kotak tanpa kubah. Bentuk ini mungkin terisnpirasi dari bentuk Ka'bah di Makkah AlMukarramah. Dua hal paling menarik dari masjid ini adalah dinding dan mihrabnya.

Dinding

Dinding masjid al Irsyad terdiri dari batu bata yang disusun dengan seksama sehingga membentuk kaligrafi Laailaha Ilallah Muhammad Rasulullah. Kaligrafi tersebut dibentuk oleh lubang-lubang pada dinding bata tersebut. Lubang-lubang pada dinding tersebut menjadikan sirkulasi udara dalam majid menjadi lancar dan tetap sejuk.

Dalam Masjid Al Irsyad Kota Baru Parahyangan Bandung

Mihrab

Mihrab masjid Al-Irsyad tidak berdinding, tetapi loss langsung ke lapangan di depannya. Mirhrab tersebut berada di pinggir kolam dangkal yang dihuni ikan-ikan. Di tengah kolam tersebut terdapat bola berongga yang pada permukaannya terdapat lafaz Allah dalam huruf Arab. Adanya kolam tersebut sepertinya turut berperan dalam mendinginkan suhu udara dalam ruangan masjid.

Tempat ini bagus banget kalau mau ngambil foto kenang-kenangan, tapi jangan lupa dengan tujuan utama kalau masuk ke dalam masjid, yaitu shalat! Tapi kemaren saya sendiri lupa buat shalat Tahyatul Masjid (buru2 soalnya... #ngeles). Foto yang dibawah ini adalah salah satu anggota tim kami.

Pak Guriang di dekat Mihrab Masjid Al Irsyad

Saat saya dan kawan-kawan berkunjung kemarin, jama'ah shalatnya lumayan ramai. Sayangnya, ada oknum-oknum jama'ah yang kurang sadar dengan peraturan yang terdapat di sekitar masjid ini. Salah satunya seperti yang ditunjukkan di foto dibawah ini.

Bagian Depan (kiblat) dan Bola Lafaz Allah di Masjid Al-Irsyad, Bandung

Foto diatas menunjukkan bagian depan (arah kiblat) masjid Al-Irsyad, beberapa orang dengan seenaknya melangkah di atas rumput yang sudah ada larangan untuk diinjak. Mereka bergantian melangkah di ke tepi kolam yang dihuni oleh ikan-ikan tersebut. Perilaku menginjak rumput ini juga nampak disisi lain masjid seperti tampak di gambar di bawah ini. Pengunjung dilarang menginjak rumput itu karena dapat merusaknya, jadi kalau anda berkunjung atau singgah di masjid ini, gunakanlah tempat-tempat di dalam dan sekitarnya sesuai dengan fungsinya.

Sisi Utara (ke tempat wudhu) Masjid Al-Irsyad, Bandung
Walaupun tidak terlalu banyak pohon, suasan sekitar masjid ini terasa sejuk, padahal matahari juga sedang terik. Pemilihan Ketapang Kencana sebagai pelembut struktur bangunan masjid ini nampak tempat sekali. Pohon yang dengan daun kecil dan ukuran kanopi yang tidak terlalu lebar ini melembutkan dengan tetap menonjolkan keindahan bangunannya.

Ketapang Kencana Masjid Al Irsyad Kota Baru Parahyangan bandung

Setelah shalat, teman-teman sempat ngobrol beberapa menit di depan masjid, saya sendiri  mengambil beberapa foto lagi. Setelah mengambil beberapa foto, seorang satpam menghampiri kami dan berbicara dengan salah satu teman kami. Ternyata satpam itu menyampaikan bahwa ada larangan untuk mengambil gambar di sekitar masjid, kalau untuk foto kenang-kenangan keluarga tidak masalah, tapi secukupnya. saya sendiri baru tahu dengan larangan itu. Jadi saya saya rasa, saya tidak salah.... :p

Tim (saya yang motret) di Halaman Masjid Al Irsyad Bandung

Comments

  1. Entah apa lah maksudnya melarang foto2. Padahal kan bisa jadi promosi bangunannya... :(

    ReplyDelete
  2. Betul.. Saya juga bingung dengan larangan foto dengan kamera, kecuali dengan kamera ponsel, tapu bapak satpam yg baik hati tampak tidak ngerti juga saat ditanya kenapa? Apa bedanya... ��, sudahlah...

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Tomistoma Survey: Menyusuri Kapuas dan Leboyan

Danau Sentarum, adalah salah satu taman nasional Indonesia yang berlokasi di daerah perhuluan Sungai Kapuas, sungai terpanjang di Indonesia. Pertama kali saya melihat secara langsung salah satu danau terunik di dunia ini sekitar November 2015. Saat melihat secara langsung tersebut, terbersit cita-cita di benak saya untuk mengunjunginya. Allah Sang Maha Pendengar mengabulkan cita-cita saya tersebut, tidak berapa lama selang dari terbang di atas danau, saya berkesempatan membelah air danau sentarum dari atas speedboat bertenaga 30 pk. Berikut adalah cerita perjalanan tersebut. Pemandangan Danau Sentarum dari Bukit Tekenang Perjalanan dimulai dari Pontianak dengan anggota terdiri dari Imanul Huda, Hari Prayogo dan Janiarto Paradise. Kami berkumpul di pool Damri Pontianak. Seperti jadwal biasanya, bus berangkat pada pukul 19.00 menuju Sintang. Perjalanan malam hanya menyajikan pemandangan gelapnya tepian jalan yang hanya kadang-kadang berhias lampu rumah masyarakat. Sisanya hanya sem...

Mie Ayam Keraton, Kemang

Saya sudah beberapa kali dengar tentang Kemang sebagai pusat kuliner Jakarta, hal ini langsung saya buktikan sendiri saat pertama kali datang ke Kemang. Kunjungan pertama saya adalah ke restoran Locarasa yang menyajikan resep-resep makanan bule dengan cita rasa Indonesia. Tapi kali ini saya tidak membahas tentang Lokarasa, kali ini saya ingin berbagi tentang kuliner kaki lima di sekitar kemang. Kuliner ini berada di pertigaaan jalan tidak jauh dari Favehotel Kemang (sekitar 25 meter). Di pojok kuliner ini terdapat beberapa gerobak makanan yang beranekaragam, ada yang menjual martabak manis, warteg, jus buah, kopi, dan mie ayam. Sebagai penggemar masakan mie, saya tergoda untuk merasai mie ayam di pojok kuliner kemang tersebut. Mie ayam keraton, demikian tag line yang tertulis di bagian depan gerobak tersebut. Nama yang menjanjikan, mungkin abang penjualnya punya resep mie ayam dari keraton. Setelah memesan, tidak butuh waktu lama bagi mas penjualnya untuk menghadirkan mie ayam kerat...

Long House of Dipanimpan Bolong Nanga Nyabau, Heart of Borneo

The Nanga Nyabau Village Nanga Nyabau is one of the villages in Kapuas Hulu Regency, precisely in Embaloh Hulu district. It does’nt take a long time to visit this village from Putussibau*. Nanga Nyabau can be achieved in about 1 hour road trip. I have been to this village several times, but not with special intentions for traveling or backpacking. My arrival to this village was only to take my co-workers in the village of Nanga Lauk. Why go to Nanga Nyabau village? Its because the most plausible path to the village of Nanga Lauk is the river route starting from Nanga Nyabau downstream of the Palin River. After several visits, I learned that Nanga Nyabau Village has a betang house (long house) that has been designated as a cultural heritage object. While waiting for the boat pickup from Nanga Lauk, we visited the betang house in Nanga Lauk village on the advice of Rio. From where the car was parked, me, the nicke, elin, and aloy, walked across the suspension bridge that are very com...