Skip to main content

Cerita Hutan Desa dan Hujan Pagi Ini

Dua minggu lebih dua hari sudah saya tinggal di Kota Putussibau yang pagi ini diguyur hujan deras, kota paling timur dari Propinsi Kalimantan Barat. Allah Maha Pengabul doa, sudah cukup lama saya memendam keinginan untuk mengujungi kota yang berada di kabupaten yang dicanangkan sebagai Kabupaten Konservasi. Kenapa kabupaten konservasi? Karena setidaknya ada dua taman nasional di wilayah kabupaten ini, yaitu Taman Nasional Betung Kerihun dan Taman Nasional Danau Sentarum.

Taman Nasional Betung Kerihun sudah saya dengar sejak masih SMA dan aktif di organisasi siswa pencinta alam, namun hingga saat ini saya masih hanya  mendengar cerita dan melihat foto-fotonya saja. Sejak pertama mendengarnya, hati terasa ingin sekali mengunjungi dan melihat isi salah satu pusat biodiversitas dunia tersebut. In sya Allah suatu hari nanti ada rezeki saya akang mengunjungi surga pencinta alam Kalimantan Barat tersebut, Heart of Borneo. Demikian halnya dengan Taman Nasional Danau Sentarum, relatif banyak teman saya yang telah berkunjung ke salah satu danau paling unik di dunia tersebut. Danau yang menjadi bak penyimpanan cadangan air bagi Sungai Kapuas.
Baca juga: Pertemuan Para Penjaga Heart of Borneo

Kenapa unik? Karena danau itu punya siklus pasang surut sendiri, sembilan bulan dalam setahun danau itu dipenuhi air hampir sejauh mata memandang saat kita berada di pinggirnya. Tiga bulan sisanya, masyarakat bisa berkendara di hamparan tanah yang mengering di danau tersebut. Keringnya danau Sentarum akan menyajikan sebuah pemandangan yang dramatis bagi orang-orang yang berasal dari luar kawasan. Paling tidak saat ini saya sudah melihat sendiri danau Sentarum dari atas pesawat. Pemandangan yang dramatis menurut saya, melihat danau paling mahsyur di Kalimantan Barat. Alhamdulillah saya sempat mengambil gambarnya. in sya Allah dalam waktu dekat saya akan mengunjunginya.
sentarum lake, heart of borneo, west kalimantan
Danau Sentarum dari Atas Pesawat @borneoimage
Kembali ke Putussibau, dalam dua minggu ini saya hampir tidak ada melancong kemana-mana. Hanya sempat sekali ke pasar tradisional yang lokasinya cukup jauh kalau berjalan kaki dan mengikuti kegiatan diskusi tentang koridor Heart of Borneo di hotel Sanjaya Putussiba. Tanggal 11 Desember kemarin berkunjung ke Desa Nanga Sangan Kecamatan Boyan Tanjung untuk kegiatan sosialisasi pengelolaan hutan desa tanggal 12 Desember 2015. Cukup jauh rasanya, berangkat jam delapan pagi, sampai di lokasi sekitar pukul 16. Memang kami ada beberapa kali istirahat, makan siang serta ngemil sambil menikmati pemandangan dari atas tebing pinggiran Sungai Boyan.

hutan desa, village forest, nanga sangan, heart of borneo, kapuas hulu
Hutan di sekitar wilayah Desa Nanga Sangan
Kegiatan dilaksanakan tanggal 12 Desember 2015 kemarin dari sekitar pukul 11 hingga pukul 16. Alhamdulillah lancar. Namun, seharusnya tanggal 13 kemarin kami melanjutkan kegiatan di desa kedua, karena sesuatu dan lain hal, acaranya kami undur untuk dilaksanakan pada hari ini. Manusia berencana, Allah SWT yang menentukan, sejak subuh tadi hujan turun dengan derasnya hingga saat ini. Mudah-mudahan hujan ini segera reda dan kami dapat melaksanakan rencana kami. Aamiin.

Itulah cerita di pagi ini, bersama suara hujan dan atap yang ditimpanya. Selamat beraktifitas.

Comments

  1. Semangat da... banyak2 jalan di sana. Ditunggu ceritanyaa

    ReplyDelete
  2. Masya Allah.. Cakep banget pemandangannya, Bang. Masih asri ya :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya beb, jauh banget tengah kalimantan, Alhamdulillah masih banyak tempat2 seperti itu...

      Delete
  3. aaaaaaak, merinding bacanya.
    cita cita sekali bisa kesana..

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Tips Submit Artikel di Vivalog agar di Approve

Sudah bebeberapa artikel saya submit di vivalog , sudah beberapa kali malah, tapi tidak satu pun yang masuk dan di publish di sana. Rasanya agak frustasi juga (yang ringan saja), karena agak bertanya-tanya apa yang salah dari artikel saya. Saya pun mencari-cari apa yang salah dengan artikel yang saya submit di beberapa blog melalui google. Akhirnya karena tidak juga menemukan jawaban yang memuaskan saya melepas i-frame dari vivalog karena merasa ada ketidakadilan. Sementara saya memasang frame di blog saya, vivalog tidak menerima satupun artikel yang saya submit. Kemarin, saya mencoba kembali submit artikel di vivalog , Alhamdulillah, saya sangat bersyukur ternyata kali kemarin artikel saya bisa di approve dan di publish di vivalog. Bahkan langsung menjadi salah satu artikel populer, dan seperti penjelasan di banyak blog lainnya, visitor saya langsung meroket hingga sepuluh kali lipat. Rasanya jadi terbayar sekali saya membuat atau menyadur artikel di blog saya . Saya kemu...

Horor Kampus IPB Baranangsiang

Kota Bogor memiliki banyak objek wisata yang menarik, salah satunya adalah bangunan kampus IPB Dramaga yang berada di tengah-tengah kota bogor, seberang jalan Kebun Raya Bogor. Sebagian area kampus ini sekarang telah menjadi bangunan yang kita kenal sebagai Mall Botani Square, Alhamdulillah pemerintah kota Bogor bersama pejabat-pejabat di Institut Pertanian Bogor telah menetapkan bangunan Kampus IPB Baranangsiang tersebut sebagai sebuah situs cagar budaya. Kampus IPB Baranangsiang tampak depan Sebagai salah satu bangunan tertua di kota Bogor, kampus IPB Baranangsiang memiliki banyak kisah Urban Legend. Beberapa yang paling terkenal adalah kisah tentang dosen misterius dan elevator tua. Kisah tentang dosen misterius saya dengar dari salah satu teman  sekelas saya di Pascasarjana ARL, beliau mendapatkan cerita itu dari seorang kakak tingkatnya. Jadi saya juga tidak mendapatkan langsung dari yang mengalaminya sendiri. Menurut cerita teman saya tersebut, pada suatu malam (kul...

Serakalan - Budaya Masyarakat Melayu Sambas

Bagi masyarakat Sambas, Serakalan adalah kata yang sangat familiar. Serakalan adalah salah satu bagian dari kebudayaan masyarakat Sambas, namun juga dikenal oleh beberapa masyarakat Islam lain di Indonesia. Kebudayaan ini masuk bersamaan dengan kedatangan Islam ke Indonesia. Beberapa waktu yang lalu dalam kunjungan saya ke Sambas sempat mengikuti acara Serakalan yang dilakukan di rumah salah satu keluarga jauh. Berada di tengah-tengah acara Serakalan tersebut benar-benar pengalaman baru bagi saya. Bersyukur juga budaya melayu ini masih dipertahankan masyarakat Sambas. Pada awalnya Serakalan merupakan wujud ekspresi ta’dzim yang berhubungan dengan peristiwa kedatangan Rasulullah hijrah di Madinah. Serakalan berisi syair-syair Pujian kepada Allah dan Rasul-Nya. Dalam istilah lain, ritual ini dapat pula disebut dengan Marhabanan atau “debaan” (Maulid Ad-Diba’iy). Pembaca Serekalan - Sambas Serakalan telah berkembang dikalangan masyarakat Sambas dan dikemas sedemikian rupa sehingga...